Debat Cawapres, Ini 5 Masalah BPJS Kesehatan Versi Kubu Prabowo

Sabtu, 16 Maret 2019 12:07 WIB

Aktivitas pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Senin, 25 Februari 2019. BPJS Kesehatan meluncurkan data sampel yang mewakili seluruh data kepesertaan dan jaminan pelayanan kesehatan. Data ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai dasar penyusunan kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Perhelatan debat ketiga pada 17 Maret 2019 bakal mempertemukan calon wakil presiden nomor urut 01 yaitu Ma'ruf Amin dan calon nomor urut 02 Sandiaga Uno. Keduanya bakal beradu program kerja di bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.

BACA: Evaluasi Debat Capres, KPU Akan Kurangi Jumlah Pendukung

Lalu, isu bidang kesehatan yang ramai dibicarakan adalah persoalan yang terjadi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan. Kubu Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menyoroti defisit keuangan yang terus membengkak di tubuh BPJS, dari Rp 3,3 triliun pada 2014 menjadi Rp Rp 9,8 triliun pada 2017.

"Sudah lima tahun berjalan, belum juga ada solusi yang nyata, berdampak, dan menuntaskan," kata anggota BPN Gamal Albinsaid dalam keterangannya, Sabtu, 16 Maret 2019.

BACA: 4 Fakta Seputar Lahan Prabowo yang Disinggung Jokowi di Debat

Advertising
Advertising

Secara keseluruhan, ada 7 masalah BPJS yang dicatat oleh Gamal. Pertama, pembayaran klaim fasilitas kesehatan oleh BPJS Kesehatan terlambat. Akibatnya, fasilitas kesehatan terlambat membayar gaji tenaga kesehatan. "Pada akhirnya menurunkan kualitas layanan kesehatan kepada masyarakat," ujarnya.

Kedua, premi BPJS hari ini didasarkan atas ability to pay (kemampuan membayar) dan willingness to pay (kemauan membayar) masyarakat dan di bawah aktuaria Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN). Menurut Gamal, butuh solusi untuk mengatasi kondisi ini.

Ketiga, masyarakat di luar Pulau Jawa membayar premi yang sama dengan masyarakat di Jawa. Tapi, tenaga kesehatan dan fasilitas Kesehatan di luar jawa lebih minim dibandingkan di Jawa. Kondisi ini, kata Gamal, menjadikan BPJS memperburuk ketimpangan kesehatan antar kedua kawasan ini. "Ini tidak adil," ujar Gamal.

Keempat, masyarakat masih sering mengeluhkan bahwa mereka merasakan ketidakadilan perlakuan dan pelayanan, antara pasien umum dan pasien BPJS. Padahal harus ada rasa keadilan dalam pelayanan kesehatan untuk membangun rasa kepercayaan kepada BPJS. Jangan sampai, kata dia, perasaan tidak adil itu terus muncul di masyarakat pengguna BPJS.

Kelima, terdapat disharmoni antara badan penyelenggara, penyedia layanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan peserta jaminan kesehatan. Menurut Gamal, perlu adanya harmoni dan sinergi dari keempat pihak tersebut. Semua pihak ini, kata dia, harus dilibatkan dalam penentuan kebijakan, penyesuaian tarif layanan, iuran, hingga cakupan layanan.

Berita terkait

Sandiaga Uno dan Gibran Dijadwalkan Hadiri Solo Menari 2024, Masyarakat Antusias Ikuti Pre-event

46 menit lalu

Sandiaga Uno dan Gibran Dijadwalkan Hadiri Solo Menari 2024, Masyarakat Antusias Ikuti Pre-event

Solo Menari 2024 digelar di tiga tempat, Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo. Rencananya akan dihadiri Sandiaga Uno dan Gibran.

Baca Selengkapnya

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

9 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

10 jam lalu

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Anies Baswedan mengakui dirinya masih kerap ditanya apakah akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

11 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

13 jam lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

13 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

14 jam lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

16 jam lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

17 jam lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

17 jam lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya