Video Penembakan di Selandia Baru Masih Beredar, Langkah Kominfo?

Sabtu, 16 Maret 2019 06:05 WIB

Ilustrasi logo Instagram, Facebook, Whatsapp

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta publik yang masih menemukan keberadaan konten dalam situs atau media sosial terkait penembakan di Selandia Baru untuk melaporkannya ke pemerintah. Pelaporan bisa disampaikan melalui aduankonten.id atau akun twitter @aduankonten.

Baca: Aksi Polisi Lumpuhkan Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru

Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu, mengimbau agar netizen dan masyarakat pada umumnya agar tak menyebarluaskan atau memviralkan konten tersebut. "Baik dalam bentuk foto, gambar, atau video yang terkait penembakan brutal yang terjadi di Selandia Baru," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers di situs Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat, 15 Maret 2019.

Pasalnya, kata Ferdinandus, penyebaran konten bakal akan dapat memberi oksigen bagi tujuan kekerasan, yaitu membuat ketakutan di masyarakat. Selain itu, konten video yang mengandung aksi kekerasan merupakan konten yang melanggar Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Ferdinandus menyebutkan Kementerian Kominfo akan terus melakukan pemantauan dan pencarian situs dan akun dengan menggunakan mesin AIS setiap dua jam sekali. Selain itu, Kementerian Kominfo juga bekerja sama dengan Polri untuk menelusuri akun-akun yang menyebarkan konten negatif berupa aksi kekerasan.

Advertising
Advertising

Sebelumnya Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebutkan pemerintah telah memblokir sedikitnya 500 postingan berisi tentang penembakan di Selandia Baru yang beredar di internet dan media sosial.

"Berkaitan dengan tragedi berdarah di Selandia Baru, dengan ini Kominfo menyampaikan bahwa sejak Jumat siang ini telah menapis video rekaman penembakan yg beredar di internet dan media sosial. Sdh sekitar 500 posting yg ditapis dr berbagai platform sampai sore ini," ujar Rudiantara melalui akun Twitter-nya @rudiantara_id, Jumat, 15 Maret 2019.

Cuitan Rudiantara yang disampaikan sekitar empat jam yang lalu itu hingga kini disukai oleh 275 orang dan di-retweet hingga 341 kali. Selain itu cuitan tersebut dikomentari oleh 25 orang.

Rudiantara menyebutkan Kementerian Kominfo juga telah bekerja sama dengan sejumlah platform media sosial untuk memblokir konten tersebut. "Platform Facebook, Instagram, Twitter, dll, telah juga bekerja sama melakukan penapisan konten tersebut," ucapnya. Kerja sama juga dilakukan dengan instansi pemerintah lainnya.

Baca: Detik-detik Penembakan Masjid di Selandia Baru

Lebih jauh Rudiantara mengimbau agar masyarakat tak ikut menyebarkan video penembakan di Selandia Baru atau tautan terhadap konten kekerasan yang brutal tersebut. "Kominfo akan terus memantau dan mengupayakan dengan maksimal penapisannya," katanya.

Berita terkait

Pembunuh 51 Jamah Masjid di Selandia Baru Akan Banding, Mengaku Ditekan

8 November 2021

Pembunuh 51 Jamah Masjid di Selandia Baru Akan Banding, Mengaku Ditekan

Pelaku penembakan yang menewaskan 51 jamaah masjid di Christchurch, Selandia Baru, mengaku bersalah karena ditekan.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Peringati Dua Tahun Teror Christchurch

14 Maret 2021

Selandia Baru Peringati Dua Tahun Teror Christchurch

Warga Selandia Baru memperingati dua tahun serangan teror ke dua masjid di Christchurch yang menewaskan 51 jemaah

Baca Selengkapnya

Brenton Tarrant Tersenyum Saat Mengaku Tidak Bersalah

14 Juni 2019

Brenton Tarrant Tersenyum Saat Mengaku Tidak Bersalah

Teroris penembakan di Christchurch, Brenton Tarrant, tersenyum saat mengajukan permohonan tidak bersalah atas semua dakwaan yang dikenakan.

Baca Selengkapnya

Kelompok di Austria Terima Uang dari Penembakan di Selandia Baru

28 Maret 2019

Kelompok di Austria Terima Uang dari Penembakan di Selandia Baru

Sebuah kelompok Gerakan Identitas di Austria diduga telah menerima uang sumbangan dari terduga pelaku penembakan di Selandia Baru.

Baca Selengkapnya

Gadis 4 Tahun Korban Penembakan di Christchurch Masih Kritis

23 Maret 2019

Gadis 4 Tahun Korban Penembakan di Christchurch Masih Kritis

Gadis berusia 4 tahun korban penembakan di Christchurch, Selandia Baru, masih dalam kondisi kritis setelah sembilan hari dirawat.

Baca Selengkapnya

Pelaku Penembakan di Christchurch Tembak Pejalan Kaki dari Mobil

21 Maret 2019

Pelaku Penembakan di Christchurch Tembak Pejalan Kaki dari Mobil

Teroris penembakan di Christchurch Selandia Baru, sempat menembak pejalan kaki di trotoar saat mengendarai mobil menuju masjid lain.

Baca Selengkapnya

ISIS Ancam Aksi Balasan Penembakan di Selandia Baru

20 Maret 2019

ISIS Ancam Aksi Balasan Penembakan di Selandia Baru

ISIS mengancam akan membalas teror penembakan di Selandia Baru, yang menewaskan 50 orang pada Jumat pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Korban Penembakan di Selandia Baru Mulai Dimakamkan

20 Maret 2019

Korban Penembakan di Selandia Baru Mulai Dimakamkan

Dua jasad pertama korban penembakan di Selandia Baru mulai dimakamkan di pemakaman Christchurch Memorial Park pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Bos AirAsia Boikot Facebook Setelah Penembakan di Selandia Baru

20 Maret 2019

Bos AirAsia Boikot Facebook Setelah Penembakan di Selandia Baru

Bos AirAsia memutuskan berhenti menggunakan Facebook akibat penembakan di Selandia Baru.

Baca Selengkapnya

Teror di Selandia Baru, Australia Khawatirkan Aksi Balas Dendam

20 Maret 2019

Teror di Selandia Baru, Australia Khawatirkan Aksi Balas Dendam

Kekhawatiran itu muncul lantaran pelaku teror di Selandia Baru adalah pria berkewarganegaraan Australia.

Baca Selengkapnya