Rating Fitch BBB Lagi, BI: Perekonomiaan Indonesia Meyakinkan

Editor

Rahma Tri

Jumat, 15 Maret 2019 07:54 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Gedung Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 25 Januari 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan afirmasi rating Fitch untuk Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil, mencerminkan keyakinan lembaga rating atas perekonomian Indonesia. Juga, kata dia, keyakinan pada ketangguhan sektor eksternal Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian.

Baca: Ini Alasan Fitch Rating Pertahankan Rating Utang RI

Perry menyampaikan hal itu merespons rilis lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) yang mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade) Kamis 14 Maret 2019. Sebelumnya, Fitch merilis peringkat Indonesia juga pada level BBB/outlook stabil pada 2 September 2018.

"Ke depan, Bank Indonesia akan tetap konsisten menempuh bauran kebijakan untuk memperkuat stabilitas eksternal dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi," kata Perry dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 Maret 2019.

Menurut Perry, koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait juga akan terus dipererat. Beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah di tengah tantangan yang ada.

Advertising
Advertising

Perry yakin, prospek pertumbuhan ekonomi terus menunjukkan penguatan. Permintaan domestik diperkirakan tetap bertahan. di tengah kinerja ekspor yang terbatas dipengaruhi permintaan global yang melambat. Konsumsi dan investasi tetap menjadi sumber utama pertumbuhan seiring dengan adanya bonus gaji pegawai negeri sipil, peningkatan dana bantuan sosial, dan pelaksanaan berbagai proyek infrastruktur khususnya oleh BUMN.

Dari sisi eksternal, ujar Perry, sovereign credit Indonesia diyakini tetap teguh dalam menghadapi kemungkinan terjadinya pergerakan nilai tukar yang cukup signifikan apabila terjadi gejolak pasar. "Rendahnya beban utang pemerintah dibanding negara peers menjadi faktor peredam tekanan sementara bank-bank besar memiliki resiliensi terhadap kondisi tekanan perekonomian yang bersifat signifikan," ujar dia.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya