Jokowi Dinilai Tak Perlu Angkat Menteri Ekspor dan Investasi

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Kamis, 14 Maret 2019 16:57 WIB

Ekspresi Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memberi arahan pada Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi Tahun 2019 di Tangerang, Banten, Selasa 12 Maret 2019. TEMPO/Subekti.

Jakarta - Lembaga penelitian Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak perlu membuat kementerian anyar, yaitu Kementerian Ekspor dan Kementerian Investasi guna menyelesaikan dua persoalan perekonomian itu. "Optimalkan saja kinerjanya sesuai dengan tugas," ujar peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus di Jakarta, Kamis, 14 Maret 2019.

Baca juga: Di Pangkalpinang, Jokowi Kunjungi Pasar Pagi pada Siang Hari

Tugas yang dimaksud, kata Heri, misalnya Kementerian Perdagangan mencari pasar baru. Caranya, dengan menggunakan strategi intelijen pasar, membuat pameran, hingga menjalin perjanjian-perjanjian dagang bilateral dengan sejumlah negara apabila diperlukan. "Selain itu bagaimana agar ada sinkronisasi di kementerian supaya dunia usaha tidak bingung, karena sekarang kan bisa jadi di hulu dan hilir berbeda," kata dia.

Adapun ihwal investasi, menurut Heri, kebanyakan permasalahannya terjadi di daerah. Sehingga, meskipun ada kementerian baru, masalah itu masih akan tetap ada. "Kementerian investasi dibikin, di daerah masih sama saja," ujar dia.

Sebelumnya, Jokowi menyebut kemungkinan perlunya mengangkat Menteri Ekspor dan Menteri Investasi. Presiden beranggapan, dua hal itulah yang menjadi kunci kemajuan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Advertising
Advertising

"Saya sudah sampaikan minggu lalu dalam forum rapat kabinet, saya bertanya apakah perlu kalau situasinya seperti ini, yang namanya Menteri Investasi dan Menteri Ekspor?" kata Presiden Jokowi di Tangerang, Banten, Selasa, 12 Maret 2019.

Baca juga: Ancaman Susi Pudjiastuti Jika Ada Ikan Tercecer di PIM Muara Baru

Jokowi menyebut di beberapa negara, seperti di kawasan Eropa, jabatan dua menteri itu ada. "Di EU ada Menteri Investasi, ada menteri khusus urusan ekspor, negara lain saya lihat juga sama. Mungkin dari sisi kelembPgaan memang kita harus memiliki menteri investasi dan menteri ekspor. Dua menteri itu mungkin perlu," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Menanggapi ide Presiden Jokowi itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum dapat berkomentar. Menurut dia, masih perlu pembahasan lebih lanjut ke depan soal usulan itu. "Saya. Nanti lihat saja ya," kata Sri Mulyani di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2019.

MUHAMMAD HENDARTYO | ANTARA

Berita terkait

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

15 menit lalu

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

Presiden Jokowi setuju dengan usul yang menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto tak perlu membawa orang 'toxic' masuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

23 menit lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

46 menit lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

Presiden Jokowi juga mengatakan RKP harus didasarkan pada hasil dengan memperhatikan return ekonomi yang dihasilkan.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

2 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

3 jam lalu

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

Eks Menteri ESDM, Arcandra Tahar tersangkut soal kewarganegaraan ganda hingga dicopot dari jabatan. Kkemudian diangkat Jokowi lagi jadi wakil menteri.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

3 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

3 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

4 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

13 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya