Harga Karet Turun, Indonesia dan Dua Negara Ini Kurangi Ekspor

Selasa, 26 Februari 2019 08:43 WIB

Seorang wanita menyayat batang pohon karet untuk diambil getahnya di perkebunan karet provinsi Yala, Thailand, 30 Januari 2017. Harga jual karet di Thailand melonjak tinggi akibat banjir merendam sejumlah perkebunan karet di wilayah Thailand. REUTERS/Surapan Boonthanom

TEMPO.CO, Jakarta - Ketiga negara produsen utama karet alam (natural rubber) dunia yakni Thailand, Indonesia dan Malaysia sepakat mengurangi ekspor sebanyak 200.000 sampai 300.000 metrik ton. Pengurangan rencana ekspor ini bertujuan untuk mengatasi harga karet alam dunia yang terus tertekan.

simak: Ekspor Komoditas Pertanian Sulsel ke 3 Negara Capai Rp 241,73 M

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan skema pengaturan ekspor atau disebut Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) merupakan salah satu keputusan yang diambil pada pertemuan International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang diinisiasi tiga negara produsen karet tersebut.

"Ketiga negara sepakat mengurangi ekspor karet sebesar 200.000 sampai 300.000 ton setahun. Perhitungan rinci dan pelaksanaannya akan dibahas kembali oleh para pejabat pemerintahan masing-masing tanggal 4 Maret mendatang," kata Menko Darmin pada konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Senin 25 Februari 2019.

Darmin menjelaskan penerapan AETS untuk mengurangi ekspor dari ketiga negara tersebut berlaku untuk jangka waktu tiga bulan ke depan. Rincian dan pelaksanaan AETS ini akan didiskusikan kembali pada pertemuan Senior Official Meeting (SOM) ITRC pada 4 Maret mendatang di Thailand.

Ada pun kontribusi produksi karet alam dari masing-masing negara, yakni tertinggi dari Thailand sebesar 52 persen, Indonesia 38 persen dan sisanya Malaysia 10 persen.

Menurut Darmin, kebijakan pengurangan ekspor ini penting untuk mengembalikan harga karet alam ke harga fundamentalnya. Saat ini harga karet ekspor sekitar 1,45 dolar AS per kilogram dan di tingkat petani hanya Rp7.000 sampai Rp7.500 per kg.

Ia menilai turunnya harga karet ini salah satunya karena pasar berjangka di bursa komoditi dunia, seperti di Shanghai, menganggap pasokan melimpah.

Padahal pada tahun lalu, pasar karet dunia hanya surplus 167.000 ton yang berasal dari produksi berkisar 13,5 juta ton dan konsumsi yang berkisar 13,4 juta ton.

"Kenapa kebijakan ini perlu dilakukan, sekaligus untuk menunjukkan pada pasar bahwa kita surplusnya tidak banyak-banyak sekali," katanya.

Ada pun pengaturan jumlah ekspor karet alam merupakan satu dari tiga kebijakan yang diputuskan dalam pertemuan khusus International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang diinisiasi tiga negara produsen karet, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand, pada 22 Februari 2019 di Bangkok, Thailand.

Untuk mengatasi harga karet alam yang berada di level rendah sepanjang 2018 hingga awal 2019, ada tiga kebijakan yang akan diterapkan, baik untuk jangka pendek, menengah, dan panjang dengan mengatur jumlah ekspor karet alam, peningkatan penggunaan karet alam di dalam negeri, dan peremajaan (replanting) karet alam.

Berita terkait

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

1 hari lalu

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

GMMTV mengumumkan pembuatan serial Scarlet Heart Thailand pada 23 April 2024. Sebelumnya adaptasi drakor Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

2 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

2 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

2 hari lalu

Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

Turis Cina itu sedang hamil saat didorong suaminya ke tebing di sebuah taman nasional Thailand lima tahun lalu.

Baca Selengkapnya

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

2 hari lalu

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.

Baca Selengkapnya