Bappenas: Kerugian Ekonomi Akibat Kurang Gizi Bisa Capai Rp 300 T

Selasa, 19 Februari 2019 13:00 WIB

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan pidato pada diskusi panel tentang Inclusive Urbanization Amid Global Change dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Sabtu 13 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah terus berupaya menekan angka stunting di Indonesia. Pasalnya, ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, kekurangan zat gizi mikro di masyarakat bisa menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 0,7 hingga 2 persen Produk Domestik Bruto untuk negara berkembang.

Simak: Bappenas: Jika Tak Ada Kebijakan Baru, Ekonomi di Bawah 5 Persen

Apabila mengambil persentase kerugian terbesar yaitu 2 persen dan besar PDB indonesia senilai Rp 15.000 triliun, maka Indonesia bisa kehilangan Rp 300 triliun akibat kekurangan gizi mikro.

"Kalau dikonversi ke APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) bisa dipergunakan untuk memperkuat anggaran kesehatan, pendidikan, dan sumber daya manusia," ujar Bambang di Ayana Mid Plaza, Jakarta, Selasa, 19 Februari 2019.

Apabila permasalahan itu diabaikan, ia khawatir perekonomian Indonesia menjadi kurang produk ke depannya. Padahal, belakangan performa Indonesia, menurut Bambang, tengah membaik. Parameternya adalah pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,17 persen, serta angka kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan yang terus menurun.

Advertising
Advertising

"Kalau kami lihat, upaya menurunkan stunting akan berkontribusi untuk perbaikan parameter itu semua," ujar Bambang. "Indonesia sekarang masih jauh dari bebas stunting, kalau mau memperbaiki itu semua, pengurangan stunting harus menjadi bagian integral dan prioritas, selain kebijakan perekonomian lainnya."

Berdasarkan Global Nutrition Report 2018, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami beban gizi ganda. Meskipun telah terjadi penurunan prevalensi stunting dari 37,2 persen di 2013 menjadi 30,8 persen di 2018, tetapi angka tersebut tergolong cukup tinggi.

Demikian juga masalah kekurangan gizi mikro seperti anemia pada ibu hamil yang mencapai 48,9 persen juga dalam kategori tinggi. "Selain itu, Indonesia memang tidak mengalami kelaparan, tetapi mengalami hidden hunger," ujar Bambang.

Kekurangan gizi mikro seperti gangguan akibat kekurangan zat besi, iodium, asam folat, zinc, dan vitamin A memiliki keunikan karena tidak bermanifestasi dalam kondisi fisik seperti kurus atau pendek, tetapi menimbulkan kelaparan tersembunyi atau disebut sebagai fenomena hidden hunger.

Fenomena itu terjadi terutama pada ibu hamil dan anak balita dan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, perkembangan kognitif pada anak, dan daya tahan terhadap infeksi. Apabila tidak dibenahi, persoalan itu akan mengancam kualitas manusia Indonesia ke depan.

Untuk itu, Bambang mengatakan ada tiga cara untuk menanggulangi persoalan tersebut, antara lain dengan suplementasi, yaitu berupa pemberian tablet tambah darah, tablet vitamin A, dan suplemen zat gizi mikro lainnya. Upaya berikutnya adalah perubahan perilaku masyarakat agar mengonsumsi sumber makanan yang beragam dan kaya kandungan gizi, serta upaya fortifikasi pangan atau pengayaan zat gizi mikro terhadap produk pangan.

"Itu perlu pendekatan yang konferhensif dan tidak mudah, namun tetap harus dilakukan sebaik-baiknya," kata Kepala Bappenas ini.

Berita terkait

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

3 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

5 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

7 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

8 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

20 hari lalu

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membagikan momen lebarannya di akun Instagram pribadi @sandiuno.

Baca Selengkapnya

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

26 hari lalu

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

26 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

29 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

31 hari lalu

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.

Baca Selengkapnya

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

36 hari lalu

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.

Baca Selengkapnya