Defisit Transaksi Berjalan Dianggap Tak Terlalu Pengaruhi Pasar

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 9 Februari 2019 09:51 WIB

Defisit transaksi berjalan harus ditutup oleh aliran modal.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset CORE Indonesia Piter R. Abdullah mengungkapkan defisit di transaksi berjalan dan neraca pembayaran tidak akan mempengaruhi pasar secara signifikan. Pasalnya, pelebaran defisit dari sisi transaksi berjalan sudah diperhitungkan oleh investor sejak akhir tahun lalu.

Baca juga: Defisit Transaksi Berjalan Kuartal 4-2018 3,57 Persen dari PDB

Khususnya pada Januari saat rilis neraca perdagangan, dia melihat saat itu besarnya defisit transaksi berjalan sudah bisa diprediksi pasar. "Saya kira ini tidak akan berdampak ke rupiah," kata Piter, Jumat, 8 Februari 2019. Jika rupiah melemah, dia menuturkan hal tersebut bukan digerakkan oleh sentimen atas pelebaran defisit transaksi berjalan.

Kemarin, Bank Indonesia merilis data neraca transaksi berjalan Indonesia yang mengalami mengalami defisit 2,98 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar 31,1 miliar dolar AS sepanjang 2018. Realisasi tersebut masih sesuai dengan proyeksi Bank Sentral dan pemerintah bahawa defisit transaksi berjalan di kisaran tiga persen dari PDB.

Ke depannya, Piter memperkirakan defisit transaksi berjalan akan tetap melebar karena kondisi global akan menyulitkan pemerintah untuk mengembalikan neraca perdagangan ke kondisi normal.

Namun, dia melihat kesempatan perbaikan neraca pembayaran pada 2019 terbuka. Selama global masih dipenuhi ketidakpastian oleh perang dagang, krisis Venezuela, dan Brexit yang menyebabkan perlambatan ekonomi global, maka investor masih akan memilih untuk menempatkan dananya di pasar berkembang.

"Khususnya Indonesia yang relatif menjanjikan return yang lebih tinggi. Artinya neraca modal akan cukup aman," kata Piter.

Senada, Ekonom PT Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro menuturkan pelebaran defisit transaksi berjalan direspon sepi oleh pasar pada Jumat. Rupiah ditutup menguat 9 basis poin menjadi Rp13.965 per dolar AS. Satria menduga kondisi ini ditopang oleh intervensi BI.

"BI mungkin telah melakukan intervensi untuk menjangkar nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir, melihat pilihan BI untuk membawa nilai tukar menguat," kata Satria tentang defisit transaksi berjalan.

BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

19 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya