VP Supply Export Operation PT. Pertamina (Persero), Agus Witjaksono (depan) dan rombongan meninggalkan terminal seusai meninjau proses lifting perdana minyak mentah (crude oil) di Terminal Oil Wharf No.1 Pelabuhan PT. CPI di Dumai, Riau, Selasa 15 Januari 2019. PT. Pertamina (Persero) melaksanakan lifting perdana minyak mentah jenis Sumatran Light Crude dan Duri Crude milik PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang dihasilkan dari Blok Rokan. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina akan membangun pipa minyak baru sebagai bagian dari proses transisi alih kelola Blok Rokan, lapangan migas raksasa di provinsi Riau, yang sebelumnya dioperasikan oleh perusahaan Amerika Serikat, Chevron Pacific Indonesia (CPI).
"Pembangunan pipa baru sebagai pengganti pipa lama Chevron itu merupakan salah satu kerangka kerja yang disepakati dalam kick-off meeting (pertemuan perdana) transisi Blok Rokan antara Pertamina, Chevron dan SKK Migas," kata Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Dharmawan Samsu saat Media Workshop Direktorat Hulu Pertamina di Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019.
Dharmawan mengatakan pembangunan pipa minyak dilakukan dengan skema hilir di dua jalur sebagai pengganti pipa lama. Jalur pipa pertama mencakup Minas-Duri-Dumai dan jalur kedua Balam-Bangko-Dumai.
Menurut dia, pipa yang ada saat ini sudah tua karena telah beroperasi sejak awal Chevron mengelola Blok Rokan 40 tahun lalu. Karena itu, jika tidak diganti baru, berisiko sering terjadi kebocoran.
Ia mengatakan pembangunan pipa tersebut akan segera dilaksanakan, tanpa menunggu jadwal pengalihan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina pada 2021. Proses tendernya, kata Dharmawan, akan dilakukan tahun ini juga.
"Jalurnya ada yang berdampingan (side by side) dan ada yang baru. Mengenai panjang jalur pipanya belum bisa disampaikan sekarang. Tapi secara prinsip sudah disepakati tinggal nanti dirincikan kembali," katanya.
Program lain dalam masa transisi Blok Rokan tahun ini, adalah kegiatan pengeboran sumur minyak dengan skema yang memungkinkan partisipasi Pertamina.
Menurut dia, untuk jumlah sumur yang dibor dan nilai investasi yang akan dikeluarkan pada tahun ini belum bisa disebutkan, karena kedua perusahaan tersebut masih membahasnya.
"Tim Pertamina masih melakukan optimalisasi karena secara legal masih dikelola oleh Chevron. Tetapi kami berupaya bisa dilakukan secepatnya," katanya.
Dharmawan menyampaikan pula bahwa dalam masa transisi akan dilakukan transfer pengetahuan pengelolaan Blok Rokan dari pihak Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina.
Pemerintah telah menetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola blok minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia, Blok Rokan di Riau mulai 9 Agustus 2021.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi minyak Blok Rokan saat ini mencapai 207.000 barel per hari atau setara dengan 26 persen produksi minyak nasional.
Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan, di mana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Sejak beroperasi 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak.
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
9 hari lalu
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal antisipasi Menteri BUMN Erick Thohir terhadap imbas ekonomi dari konflik Iran-Israel. Erick menginstruksikan BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri yang besar untuk segera membeli dolar Ameria Serikat dalam jumlah besar.