Pebisnis Suriah Berencana Bangun Pabrik di Indonesia

Reporter

Antara

Selasa, 15 Januari 2019 16:40 WIB

Jembatan Barelang yang menghubungkan Batam, Pulau Tonton, dan Pulau Nipah, Desember 2017. Tempo/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta -Para pengusaha asal Suriah yang tergabung dalam Arrasyid for Industry and Trade Group menggandeng Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI Kairo untuk menjajaki rencana membangun pabrik dan berbisnis di Indonesia.

BACA: Trump Minta Hentikan Perang Tanpa Akhir, Ancam Turki

Para pebisnis Suriah itu menunjukkan ketertarikan berinvestasi di Indonesia saat bertemu dengan Duta Besar RI untuk Mesir Helmy Fauzi di Kairo, Mesir, demikian keterangan tertulis dari KBRI Kairo yang diterima di Jakarta, Selasa, 15 Januari 2019.

"Kami berencana membangun pabrik di sana (Indonesia)," ujar pebisnis Mohammed Alfarra saat berbincang dengan Dubes Helmy. Alfarra menjelaskan bahwa bisnisnya saat ini berkecimpung dalam pembuatan perlengkapan kamar mandi dengan merek "Clever", dan produk yang dibuat, antara lain keran air dan bathtub.

BACA: Netanyahu Akui Serangan Rudal ke Suriah, Menyasar Hizbullah

Advertising
Advertising

Tidak hanya di Mesir, produk yang memiliki merek dagang "Clever" itu juga merambah pasar Irak, Armenia, Nigeria dan negara-negara kawasan mediterania dan Timur Tengah. "Kami ingin melakukan ekspansi pasar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia," kata Alfarra.

Dalam kesempatan tersebut, Alfarra mengajak serta Dubes Helmy mengunjungi salah satu showroom dan pabrik pembuatan perlengkapan kamar mandi di Kawasan 6 Oktober, Kairo. Alfarra menjelaskan pihaknya sudah mengamati pasar perlengkapan kamar mandi di Indonesia.

Alfarra meyakini mampu berkompetisi dengan produk-produk yang selama ini sudah beredar di pasar Indonesia. "Sekalipun berorientasi ekspor ke negara tetangga di Asia Tenggara, kami juga harus memastikan ada tempat di pasar domestik Indonesia," ucapnya.

Alfarra menyebutkan bahwa pada pertengahan Oktober 2018 dia telah menyambangi Batam dan Kepulauan Karimun untuk menjajaki kemungkinan pendirian pabrik di sana.

Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan BP Batam di Kairo pada awal Oktober 2018 lalu. "Kami sudah melihat beberapa lokasi potensial, karena itu kami butuh juga masukan dari Dubes Indonesia di Kairo," kata dia.

Menanggapi hal tersebut, Dubes Helmy menyambut baik rencana pembuatan pabrik perlengkapan kamar mandi di Indonesia.

Menurut Helmy, iklim investasi Indonesia di era pemerintahan Joko Widodo terus menunjukkan tren positif. "Penilaian lembaga-lembaga internasional yang kredibel menujukkan rating kemudahan berbisnis di Indonesia terus meningkat," jelasnya.

Lebih lanjut, Dubes Helmy menyarankan agar para pebisnis untuk menjajaki juga peluang kerja sama dengan para mitra lokal di Indonesia. Dengan demikian, barang yang saat ini sudah diproduksi dapat mulai dijajakan di pasar Indonesia.

"Sebelum membangun pabrik, ada baiknya untuk diawali hubungan dagang dengan mitra lokal. Jadi, produk-produknya sudah lebih dulu beredar di pasaran," kata Dubes Helmy.

Baca berita tentang Suriah lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

11 jam lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

14 jam lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

14 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

1 hari lalu

Setelah Laporkan Kapolres Tangsel ke Divisi Propam Polri, Pengusaha ini ke LPSK Bawa Bukti Penembakan Kantornya

Budi meminta perlindungan LPSK. Lawan pengusaha importir mesin itu diduga dibekingi jenderal.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

1 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

1 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

3 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

3 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya