Shutdown Pemerintahan Amerika Serikat Untungkan Kurs Rupiah

Kamis, 3 Januari 2019 06:39 WIB

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (kiri) didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri), Wakil Presiden RI ke-11 Boediono (kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (tengah) dan Menteri Kemaritiman Luhut Panjaitan (kedua kanan) menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa, 27 November 2018. Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berujar nilai tukar rupiah berpeluang terus menguat, lebih baik dari kondisi tahun lalu yang sempat jauh melemah terhadap kurs dolar AS. Salah satunya disebabkan oleh sentimen positif yang hadir pasca ditutupnya sebagian layanan pemerintahan Donald Trump (government shutdown) sejak 22 Desember lalu. Setelah kemenangan pihak oposisi, Partai Demokrat di pemilu sela AS beberapa waktu lalu, pengambilan keputusan terkait kebijakan Trump di parlemen tak lagi semulus sebelumnya.

Baca: Awal 2019, Kurs Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 14.465 per Dolar AS

“Memang sekarang Partai Demokrat yang mendominasi lower house, dan pembahasan budget harus disetujui oleh lower house, salah satu dampaknya kemarin permohonan dari Trump untuk menambah budget pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko tidak disetujui,” ujar Perry, di Jakarta, Rabu 2 Januari 2019. Menurut dia, dengan kondisi seperti saat ini, kebijakan fiskal AS diprediksi tak akan seekspansif sebelumnya.

Hal itu berbeda dengan kondisi 2018 lalu, ketika kubu Trump, Partai Demokrat mendominasi parlemen maupun pemerintahan federal, sehingga kebijakan fiskalnya dengan mudah disetujui. “Ekonomi AS di 2018 itu sudah tumbuh di atas output potensialnya akibat stimulus fiskal yang menyebabkan defisit fiskal membengkak, sehingga suku bunga AS naik sangat tinggi dan membuat ketidakpastian global,” katanya.

Perry melanjutkan dampak lanjutan dari berkurangnya dominasi Trump bisa menyebabkan geliat ekonomi AS tak setinggi sebelumnya. Adapun pertumbuhan ekonomi AS tahun ini diprediksi akan turun dari 2,5 persen di 2018 menjadi 2 persen.”Ini karena tidak adanya stimulus fiskal.” Tak hanya itu, kondisi tersebut dapat dapat berdampak pada penurunan tingkat kepercayaan diri (confidence) pasar terhadap kinerja ekonomi AS ke depan. “Makanya terjadi koreksi di harga saham, yang kemudian memberikan dampak terhadap keuangan AS,” katanya.

Advertising
Advertising

Tak hanya government shutdown, sentimen eksternal lain yang perlu dicermati kata Perry adalah kelanjutan positif dari perundingan perdagangan antara AS dan Cina. “Semakin hari semakin ada tanda titik temu untuk mencari kesepakatan-kesepakatan,” ujarnya. Dia berharap perkembangan perundingan perang dagang membuahkan hasil yang baik, sehingga tak memperburuk situasi dan keuangan global.

Kondisi global yang cenderung melandai itu, membuat Bank Indonesia optimistis kurs rupiah di 2019 akan lebih stabil dan cenderung menguat. “Meski ketidakpastian ekonomi dan keuangan global di 2018 memang masih berlanjut tahun ini, tapi tidak setinggi tahun lalu, dan akhirnya akan memberikan faktor positif bagi nilai tukar ke depan,” ucapnya. Sepanjang tahun lalu, kurs rupiah tercatat telah terdepresiasi hingga 5,9 persen, dengan tingkat volatilitas sebesar 8 persen. Kemarin, rupiah di kurs Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (JISDOR) tercatat menguat di level Rp 14.465 per dolar AS. “Kami melihat rupiah saat ini masih under value, tapi tahun ini akan ada faktor-faktor pendorong pergerakan rupiah lebih stabil dan menguat.”

Baca: 2019, Nilai Tukar Rupiah Masih Banyak Bergantung Ekonomi Global

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso. Faktor lainnya kata Wimboh adalah tren kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) yang tak akan seagresif tahun lalu. “Tekanan di 2019 akan lebih mild, nilai tukar lebih stabil, tekanan suku bunga sudah tidak terlalu berat, sehingga situasi diharapkan kembali normal, dengan kenaikan bunga The Fed yang diprediksi hanya dua kali,” katanya, Dia pun optimistis aliran dana modal asing akan kembali masuk (capital inflow) ke pasar keuangan domestik.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

6 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

6 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

7 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya