Gubernur BI Perry Warjiyo (dua dari kiri) bersama jajarannya memberikan keterangan kepada wartawan saat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. BI juga menaikkan suku bunga deposit facility 25 bps menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility 25 bps menjadi 6,25 persen. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI memprediksi defisit neraca transaksi berjalan (CAD) pada triwulan IV 2018 berada di atas 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut disebabkan adanya defisit neraca perdagangan sebesar sekitar US$ 2,05 miliar pada November 2018.
"Jangan terlalu kaget kalau di triwulan empat itu bisa sedikit di atas tiga persen dari PDB," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 20 Desember 2018.
Tapi, lantaran pada triwulan I angka defisit transaksi berjalan itu cenderung rendah, ia meyakini secara keseluruhan tahun 2018 besar CAD masih di sekitar 3 persen dari PDB. Pada triwulan III 2018 defisit transaksi berjalan tercatat US$ 8,8 miliar atau 3,37 persen dari PDB.
Walau demikian, Perry mengatakan angka tersebut belum masuk ke dalam kondisi yang mengkhawatirkan atau alarming. Malahan, menurut dia, apabila dalam kondisi normal, angka tersebut masih termasuk baik untuk Indonesia. Apalagi, komposisi impor belakangan adalah adalah impor produktif.
"Sebagian besar komposisi impornya itu buat barang modal dan bahan baku, itu produktif," kata Perry.
Jadi persoalan berikutnya bukanlah tingginya angka defisit transaksi berjalan, namun bagaimana cara memastikan CAD diimbangi dengan surplus neraca modal. "Karena itu kami sepakat tahun depan lebih baik kita turunkan CAD ke arah 2,5 persen PDB di 2019."
Selain defisit transaksi berjalan, Perry memprediksi Indonesia mencetak surplus neraca pembayaran pada triwulan IV 2018. Hal itu didukung dengan arus modal masuk yang tercatat mencapai US$ 7,9 miliar dolar pada November, baik dalam pembelian surat berharga negara, saham, maupun penerbitan obligasi koorporasi di global.
"Secara keseluruhan di 2018 dan triwulan IV, surplus neraca modal akan lebih tinggi dari defisit transaksi berjalan. Jadi secara keseluruhan, kami perkirakan di triwulan IV neraca pembayaran akan surplus," ujar Gubernur BI tersebut.