Jokowi Sebut Elektabilitasnya Turun Terpengaruh Harga Komoditas

Senin, 17 Desember 2018 07:15 WIB

Presiden Jokowi (tengah) memberikan pengarahan kepada Babinsa Kodam XIV/Hasanuddin. di Universitas Jambi, Jambi, Ahad, 16 Desember 2018. Jokowi juga meminta para Babinsa ikut mengawal pelaksanaan program Dana Desa. Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Jambi - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara soal penurunan elektabilitasnya dengan calon wakil presiden Ma'ruf Amin menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hal ini, menurut Jokowi, tak lepas dari tren penurunan harga komoditas.

Baca: Jokowi Bahas Sawit dan Perikanan dengan PM Kepulauan Solomon

"Kenapa (elektabilitas) kita di Sumatera turun? Termasuk di Jambi turun, walau sedikit? Problemnya karena harga komoditas turun CPO (crude palm oil) turun, karet turun," kata Jokowi Jokowi di Hotel Abadi, Jambi, Ahad, 16 Desember 2018. "Turun kok ditepuktangani. Bagaimana?"

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberi pembekalan kepada calon anggota legislatif dan rapat Tim Kampanye Daerah (TKD) di Jambi. Ia menyebutkan tren penurunan harga komoditas global yang pada akhirnya membuat kepuasan publik dan elektabilitasnya menurun.

Padahal, menurut Jokowi, fluktuasi harga komoditas terkait erat dengan tren di pasar global. "Harga kelapa turun, harga global turun. Pemerintah tidak mungkin menguasai pasar global karena itu mekanisme pasar," ucapnya.

Advertising
Advertising

Jokowi lantas memberi contoh, komoditas sawit asal Indonesia dilarang di Uni Eropa. "Di-banned, di-block. Karena di sana ada bisnis yang mirip-mirip kelapa sawit yaitu minyak bunga matahari di Prancis. Untuk melindungi itu (minyak mirip kelapa sawit seperti minyak bunga matahari), minyak kita dipersulit," katanya.

Selain lobi dengan negara mitra dagang, pemerintah juga terus mengeluarkan regulasi untuk mendorong industri sawit di dalam negeri. Yang teranyar adalah Kementerian Keuangan resmi menerbitkan aturan mengenai tarif pungutan ekspor kelapa sawit, crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah serta produk turunan.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan kebijakan tersebut diterbitkan setelah Kementerian Keuangan mengikuti rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian soal pungutan ekspor sawit. Keputusan tersebut juga diambil dengan mendasarkan pada harga CPO di tingkat internasional yang kini tengah mengalami depresiasi hingga berada di bawah angka US$ 500 per ton.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, meski saat ini pungutan ekspor berada pada angka US$0, namun ke depan pungutan tersebut bisa berubah mengikuti perkembangan harga internasional. "Artinya, kalau ada perubahan kenaikan harga lagi maka tarif akan dilakukan adjustment (penyesuaian) sesuai dengan tertera dalam PMK," kata dia, Rabu, 5 November 2018 lalu.

Baca: Jokowi Minta Babinsa Turut Kawal Pelaksanaan Dana Desa

Lebih jauh Jokowi menjelaskan, sebetulnya pemerintah tak tinggal diam menghadapi perkembangan di pasar global ini. Pihaknya juga telah beberapa kali melakukan negosiasi perdagangan dengan sejumlah negara mitra datang. "Ini sebenarnya urusan bisnis, terus kita mau apa?" kata Jokowi.

ANTARA | DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

7 menit lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

2 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

3 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

3 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

4 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

4 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

6 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

8 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

15 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

16 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya