Ditjen Pajak Jelaskan Tujuan Swiss Buka Rekening Kekayaan WNI

Jumat, 14 Desember 2018 18:13 WIB

Direktur P2 Humas Direktorat Jenderal Pajak, Hestu Yoga Saksama saat memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Tax Amnesty di Kalibata City Square, Jakarta, 29 November 2016. Tempo/Richard Andika Sasamu

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Hestu Yoga Saksama menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk menjalankan komitmen pertukaran informasi perpajakan yang tertuang dalam Automatic Exchange of Information (AEoI). Salah satu bentuk implementasinya adalah pembukaan data kekayaan milik Warga Negara Indonesia atau WNI oleh pemerintah Swiss.

Simak: Pengamat: WNI Simpan Dana di Swiss Tak Dilarang Asal Bayar Pajak

Menurut Hestu, informasi yang akan diterima pemerintah Indonesia dari Swiss, maupun negara lain yang menyetujui AEol, adalah data saldo rekening per akhir tahun dari WNI. "Data-data yang kami terima dari negara-negara mitra AEoI akan kami olah dan manfaatkan dalam rangka pengawasan kepatuhan wajib pajak," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 14 Desember 2018.

Jika seorang nasabah dari Indonesia telah melaporkan seluruh kekayaannya tersebut dalam SPT (Surat Pemberitahuan Pajak) Tahunan, maka tidak ada masalah. Namun jika belum, maka wajib pajak ini diminta memperbaiki SPT-nya. "Lalu membayar pajak yang terutang yang belum dibayarkan," ujar Hestu.

Untuk diketahui, Swiss dan Indonesia adalah dua dari ratusan negara yang menyepakati komitmen ini. Data rekening milik nasabah Indonesia yang menyimpag uang di Swiss rencananya bakal dibuka pada September 2019. Indonesia pun tidak hanya akan menerima data, namun juga akan memberikan data rekening Warga Negara Asing (WNA) yang disimpan di Indonesia ke negara lainnya.

Advertising
Advertising

Meski begitu, Hestu menyebut Indonesia sebenarnya sudah memulai komitmen AEoI ini. Pada Juli 2018, kata dia, Indonesia sudah dinilai oleh Forum Global untuk Transparansi dan Pertukaran Informasi untuk Tujuan Pajak. "Indonesia sudah naik peringkat dari partially compliant menjadi largely compliant, itu mengindikasikan Indonesia sudah siap," ujarnya.

Kepala Peneliti Fiskal Danny Darussalam Tax Center (DDTC) Bawono Kristiaji mengatakan pertukaran informasi data ini memang tidak menjamin secara langsung jika kekayaan tersebut akan langsung kembali ke Indonesia. Tapi, kata dia, akan ada jaminan informasi kekayaan tersebut diperoleh Direktorat Jenderal Pajak. "Sehingga kepatuhan meningkat," kata Bawono.

Sementara, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan keberadaan AEoI dan kepastian akan ada penambahan penerimaan pajak adalah dua hal yang berbeda. Komitmen pertukaran data di AEol, menurut dia merupakan payung hukum bagi kedua negara untuk bekerja sama. "Jadi kalau kapan bawa pulangnya? itu saya kira teknis, harus diidentifikasi lagi," tutur Prastowo.

Berita terkait

Indonesia Usul Pemotongan Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korea Selatan

4 jam lalu

Indonesia Usul Pemotongan Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 dengan Korea Selatan

Indonesia mengusulkan pengurangan pembayaran untuk proyek pengembangan jet tempur bersama dengan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

5 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

5 jam lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

9 jam lalu

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

Berikut deretan negara yang tidak memungut pajak penghasilan (PPh) pribadi, didominasi oleh negara yang kaya cadangan migas.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

2 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

2 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

3 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya