2019, Pemerintah Diminta Waspadai Jatuh Tempo Utang Luar Negeri

Kamis, 6 Desember 2018 20:08 WIB

(Kiri-kanan) Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana, Corporate Communicaton Head Danamon, Atria Rai dan Head of Treasury and Capital Market, Herman Savio dalam avara Economic Outlook of Media di Menara Bank Danamon, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Desember 2018. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana meminta pemerintah mewaspadai utang luar negeri yang akan jatuh tempo pada 2019. Menurut dia, jika hal ini tidak diperhatikan tentu bakal membebani kondisi di sektor finansial terutama neraca pembayaran.

BACA: Utang Perusahaan BUMN Rp 5.271 Triliun, Ini Detailnya

"Profil utang luar negeri Indonesia yang jatuh tempo pada 2019 mencapai US$ 54 miliar. Tapi US$ 26 miliar merupakan utang perusahaan internasional terhadap anak perusahaan," kata Wisnu dalam paparanya pada acara "Economic Outlook for Media" di Menara Bank Danamon, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Desember 2018.

Sebelumnya, menurut catatan Bank Indonesia posisi utang luar negeri atau ULN Indonesia pada akhir kuartal III 2018 tercatat US$ 359,8 miliar. Utang itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 179,2 miliar, serta utang swasta termasuk BUMN sebesar US$ 180,6 miliar.

ULN pada akhir kuartal III 2018 tersebut tumbuh 4,2 persen secara year on year, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,7 persen. Perlambatan ini bersumber dari melambatnya pertumbuhan ULN pemerintah, di tengah meningkatnya pertumbuhan ULN swasta.

Advertising
Advertising

Menurut Wisnu, pembayaran utang ini patut diwaspadai sebab akan berpengaruh berkurangnya likuiditas dan pergerakan nilai tukar rupiah. Apalagi, saat ini neraca pembayaran masih tertekan akibat melebarnya defisitnya neraca transakai berjalan atau current account defisit.

Menurut Wisnu, pemerintah perlu memikirkan strategi roll over bagi pembayaran utang jatuh tempo tersebut. Sebab, tidak mungkin kebutuhan akan dolar AS untuk pembayaran hutang hanya mengandalkan cadangan devisa saja.

<!--more-->

"Artinya cadangan devisa bisa habis setengahnya kalau enggak bisa melakukan roll over," kata dia.

Karena itu, Wisnu menuturkan, pada 2019 kondisi sektor finansial masih akan tertekan. Selain persoalan utang jatuh tempo, faktor melambatnya foreign direct invetment atau investasi langsung juga bakal memengaruhi kondisi sektor finansial sehingga ikut berkontribusi terhadap pergerakan nilai tukar.

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

1 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

2 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

2 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

3 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

4 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

4 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

6 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

7 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya