Ekonom: Suku Bunga KPR Diperkirakan Naik pada 2019

Kamis, 6 Desember 2018 16:04 WIB

Pameran layanan publik internasional di Jakarta, Selasa (23/6). Kalangan pengembang berharap tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) pada semester II/2009 turun ke kisaran 11-12% agar sektor properti kembali bangkit. Tempo/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memprediksikan suku bunga kredit pemilikan rumah atau KPR, naik tahun depan. Kenaikan tersebut seiring dengan kenakan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 Day Repo Rate.

BACA: Hingga September 2018, KPR untuk ASN dari Bank Mandiri Rp 700 M

Saat ini suku bunga acuan BI sebesar 6,00 persen. "KPR tidak agresif seperti kenaikan suku bunga BI. KPR perbankan tidak sampai dua digit," kata Andry di kantor di CoHive D.Lab Menteng, Jakarta, Kamis, 6 Desember 2018.

Menurut Andry hal itu akan menjadi tantangan bagi sektor properti di tahun depan, namun tidak signifikan. Dia menilai naiknya bunga KPR tidak terlalu berpengaruh pada pembelian properti, karena masih banyak backlog. Andry melihat backlog perumahan masih terjadi di Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

BACA: Bank Mandiri Tawarkan KPR Milenial Bunga 6,5 persen Fixed 5 Tahun

Advertising
Advertising

Untuk sektor perbankan, kata Andry, mayoritas akan melakukan penyesuaian terhadap suku bunga pinjaman atau lending tahun depan. Sedangkan tahun ini, suku bunga lending masih relatif dijaga nilainya.

Menurut Andry, saat ini perbankan masih mempertahankan karena menjaga agar tidak timbul kredit macet atau NPL. "Jadi kalau nanti menaikkan tahun depan, perbankan sangat hati-hati karena konsen yang paling utama adalah supaya NPL-nya tidak tinggi, tidak menimbulkan NPL baru," kata dia. "Jadi strateginya ke depan menyeleksi sektor untuk peningkatan suku bunga lending".

Dia menilai perbankan harus menaikkan suku bunga, karena sebenarnya suku bunga untuk dana pihak ketiga atau DPK sudah naik lebih awal di 2018. "Kalau dilihat, untuk dana atau DPK sebagian sudah naik, sementara kredit rata-rata malah ada yang turun, jadi industri ini kemugkinan tahun depan akan ada relatif penyesuaian dari kenaikan suku bunga acuan di 2018," ujar Andry.

Lebih lanjut Andry mengatakan rumah tipe menengah berpotensi tumbuh tahun depan, karena memang KPR-nya lebih besar proporsinya, diiringi kebijakan-kebijakan pemerintah.

Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur atau RDG BI pada 14-15 November 2018 memutuskan untuk menaikkan BI7DRR sebesar 25 basis poin menjadi 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.

"Keputusan tersebut sebagai langkah lanjutan Bank Indonesia untuk memperkuat upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat, 16 November 2018.

Perry mengatakan kenaikan suku bunga kebijakan tersebut juga untuk memperkuat daya tarik aset keuangan domestik dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan.

Baca berita tentang KPR lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

8 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

8 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

8 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya