Industri Perbankan Prediksi Pertumbuhan Kredit 2019 Stagnan

Kamis, 29 November 2018 06:24 WIB

Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA), Tbk Jahja Setiaatmadja (kedua kanan) didampingi Kepala Kantor Wilayah X Iwan Senjaya (ketiga kanan) menyapa nasabah pada peringatan Hari Pelanggan Nasional di kantor cabang utama BCA di Jakarta, Selasa, 4 September 2018. Hari Pelanggan Nasional diperingati setiap 4 September. ANTARA/Audy Alwi

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan kredit pada 2019 mendatang diproyeksikan stagnan. Perbankan pesimistis pertumbuhannya dapat melonjak signifikan, mengingat era bunga tinggi sudah dimulai khususnya suku bunga kredit yang akan mulai disesuaikan menyusul kenaikan bunga deposito. Presiden Direktur PT Bank Central Asia (Persero) Tbk Jahja Setiaatmadja mengungkapkan dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun depan menargetkan pertumbuhan kredit sama seperti tahun ini di kisaran 10-12 persen.

Simak: Kontroversi Prabowo Subianto Minta Kredit ke Bank Indonesia

“Kami kalau pun naik konservatif 10 persen, seperti tahun ini, kami usahakan lebih, tapi kalau di RBB segitu saja,” ujar Jahja, di Jakarta, Rabu 28 November 2018. Adapun realisasi pertumbuhan kredit BCA hingga September lalu kata dia telah melampaui target, yaitu mencapai 17 persen. Dan untuk keseluruhan tahun ini pertumbuhannya diprediksi berada di level 14 persen.

Jahja menuturkan perbankan juga perlu mengantisipasi kemungkinan kenaikan susulan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate (7DRR) tahun depan. Seperti diketahui, sepanjang tahun ini saja Bank Indonesia total telah menaikkan suku bunga sebanyak enam kali atau sebesar 175 basis points (bps), hingga terakhir di posisi 6 persen.

“Kalau tahun depan mau menaikkan yang penting jangan bikin kaget, kalau naiknya pelan-pelan kan bisa menyesuaikan, walaupun memang bunga tak selalu berkaitan dengan permintaan kredit,” ucapnya.

Advertising
Advertising

Jahja menjelaskan segmen yang mulai dirasakan pelemahannya adalah kredit konsumer. “Memang kalau bunga agak tinggi kredit kepemilikan rumah (KPR) atau kredit kendaraan bermotor (KKB) agak menurun,” katanya. Namun, dia mengatakan segmen kredit lain yaitu modal kerja dan investasi masih akan berpeluang tumbuh. “Kalau momentumnya bagus mereka akan meningkat.”

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi pun mengungkapkan hal serupa. Adapun pertumbuhan kredit Citi hingga kuartal III 2018 tercatat tumbuh 22 persen atau menjadi Rp 48,45 triliun. “Untuk tahun depan berapa targetnya masih dikaji, tapi mungkin nggak akan setinggi itu pertumbuhannya, kita lihat saja,” katanya.

Batara menjelaskan peningkatan pertumbuhan kredit tahun ini ditopang oleh bisnis institutional banking yang tahun ini berhasil tumbuh hingga 32 persen.”Terutama yang berasal dari sektor keuangan, pertambangan, dan manufaktur.”

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja menuturkan salah satu faktor lain yang dapat menahan laju pertumbuhan kredit adalah dari segi politik, yaitu momen pemilihan umum presiden (pilpres) 2019. “Pelaku industri akan cenderung wait and see, setelah pemilu baru mereka bisa lebih leluasa,” ucapnya.

Dia memproyeksikan pertumbuhan kredit OCBC tahun depan tak akan jauh berbeda dengan tahun ini yaitu di kisaran 10-15 persen. “Pertumbuhannya mirip tapi tidak lebih tinggi, harapannya paruh kedua 2019 invstasi lebih bergerak, kredit modal kerja jalan terus,” ujarnya. Adapun hingga September 2018, OCBC telah mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 16 persen atau menjadi Rp 119,9 triliun. Penopang pertumbuhan kredit adalah kredit modal kerja berkontribusi sebesar 48 persen, kredit investasi 40 persen, dan kredit konsumsi 12 persen.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tahun depan perbankan akan mulai menaikkan suku bunga kredit rupah maupun valuta asing (valas). “Kami baru akan menaikkan bunga kredit pada Januari, untuk konsumer kenaikannya sekitar 50-100 basis points (bps).

Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pun mengungkapkan hal serupa, bahwa penyesuaian bunga baik kredit dan deposito akan dilakukan mula awal tahun depan. “Dengan tingkat bunga yang lebih tinggi, logikanya pertumbuhan kredit juga tidak akan lebih baik dari tahun ini.” Tahun ini BTN menargetkan pertumbuhan kredit perseroan dapat mencapai 19,5 persen (year on year).

Ekonom Bank Permata Josua Pardede berujar pelemahan pertumbuhan kredit di 2019 dipengaruhi oleh transmisi kenaikan suku bunga acuan BI terhadap suku bunga kredit yang sudah mulai berdampak pada sektor riil. Berdasarkan perkembangan data industri perbankan hingga September 2018, transmisi suku bunga tahun ini cenderung masih lambat.

Untuk suku bunga deposito dengan tenor 1 bulan misalnya baru mengalami kenaikan sebesar 69 bps dalam periode Maret-September 2018. Kemudian bunga deposito dengan tenor 3 bulan baru meningkat 49 bps. “Transmisi bunga kredit juga masih lambat, untuk kredit investasi baru naik sekitar 25 bps dan modal kerja 8 bps, sedangkan konsumsi justru masih turun 44 bps.”



Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

1 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

1 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

2 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

2 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya