Ekonom Faisal Basri Prediksi Inflasi 2019 Capai 5 Persen

Rabu, 28 November 2018 17:51 WIB

Pengamat ekonomi Faisal Basri memperhatikan Ketua Assosiasi Tambang Batu Bara Jefry Mulyono saat Sidang Pleno atas pengujian UU Nomor 40 Tahun 2007 di Gedung Mahkamah Konstitusi,Jakarta, (19/2). TEMPO/Zulkarnain

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Faisal Basri memperkirakan inflasi mencapai 5 persen pada 2019. Menurut dia, kenaikan inflasi tersebut disumbang kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM).

Baca juga: Indef Ingatkan Inflasi Rendah juga Tunjukkan Kemampuan Daya Beli

"Laju inflasi tahun depan tinggi karena disumbang penyesuaian harga BBM dan tarif dasar listrik," kata Faisal dalam acara seminar nsasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2019 yang bertajuk "Adu Strategi Hadapi Perang Dagang" di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu, 28 November 2018.

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi tahun kalender pada Oktober 2018 mencapai angka 3,12 persen. Inflasi ini tercatat masih berada di bawah tingkat inflasi yang ditargetkan mencapai 3,5 persen sepanjang tahun. Adapun, sejak 2015 hingga 2018, pemerintah tercatat mampu menjaga angka inflasi di bawah 3,5 persen sepanjang tahun.

Sedangkan, hingga saat ini, pemerintah terus menahan laju kenaikan tarif listrik dan juga harga BBM subsidi. Pemerintah bahkan menjanjikan tarif listrik tak akan naik hingga 2019.

Faisal menjelaskan laju inflasi yang tinggi tersebut karena kebijakan pemerintah yang terus menahan kenaikan tersebut. Apalagi saat ini harga minyak dunia terus naik. Sehingga tidak hanya membebani keuangan negara tetapi juga perusahaan pengimpor milik negara yakni PT Pertamina (Persero).

Sedangkan kondisi tarif listrik yang tak naik juga bakal menambah beban keuangan negara dan juga perusahaan khususnya PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN. Karena harga bahan baku batu bara yang juga mengalami kenaikan.

Karena itu, Faisal menerangkan, inflasi yang cukup rendah tersebut juga disumbang penugasan dari pemerintah kepada Pertamina dan PLN. Khususnya untuk tak menaikkan harga tarif listrik dan BBM subsidi. Faisal Basri juga mengatakan jika ini berlanjut tentu bakal membahayakan kondisi kedua perusahaan pelat merah ini. "Distorsi ini enggak bisa berlanjut, kalau berlanjut Pertamina akan lunglai dan PLN akan semaput (pingsan)," kata dia.

Berita terkait

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

5 jam lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

5 jam lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

2 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

2 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya