Perbanas Sebut Jumlah Bank di RI Bakal Berkurang Signifikan

Kamis, 15 November 2018 06:28 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional atau Perbanas Kartika Wirjoatmodjo menyebut jumlah perusahaan perbankan di Indonesia bakal berkurang signifikan. Bank-bank yang ada sekarang diprediksi melakukan konsolidasi satu sama lain.

BACA: 33 Bank Terbesar di Eropa Tahan Guncangan Keuangan

"Sekarang ini waktunya konsolidasi sehingga nantinya jumlah bank di indonesia akan berkurang signifikan dan nanti hanya ada bank-bank yang punya skala, baik fisik maupun digital, yang kuat untuk survive dalam jangka panjang," ujar Kartika di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu, 14 November 2018.

Kartika mengatakan konsolidasi menjadi hal yang wajib dilakukan perbankan di masa mendatang. Musababnya, dunia perbankan Indonesia kini tengah menghadapi tantangan, salah satunya adalah likuiditas yang semakin ketat. "Loan to deposit ratio di Indonesia sehabis krisis itu 45 sampai 50 persen, sekarang sudah mencapai 90 persen."

BACA: Kinerja Keuangan Buruk, BPR di Bekasi Ditutup OJK

Advertising
Advertising

Presiden Direktur Bank Mandiri itu melihat ke depannya persaingan dana pihak ketiga juga bakal semakin menantang. Hanya perusahaan perbankan dengan teknologi dan kapabilitas dalam mengembangkan platform digital, serta memiliki banyak cabang yang punya cukup massa menggalang dana pihak ketiga lebih banyak.

Adapun proses konsolidasinya, menurut Kartika, tak melulu harus terjadi secara terstruktur dan diarahkan. "Secara natural dan komersial pasti akan terjadi," ujar dia. Itu tampak dari peristiwa konsolidasi sejumlah perbankan beberapa waktu ke belakang. Beberapa contoh konsolidasi itu antara lain proses MUFG Bank, Ltd mengakuisisi Bank Danamon Indonesia. Selain itu juga Bank Tabungan Pensiun Nasional yang merger dengan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.

Kartika menegaskan konsolidasi perusahaan perbankan secara natural pasti terjadi, khususnya untuk meningkatkan investasi teknologi, membangun merek, dan lainnya. "Juga adanya kebutuhan sumber funding untuk jangka panjang, itu menjadi keharusan untuk bertahan menghadapi tantangan di masa mendatang."

Ke depannya, selain harus berhadapan dengan sesama perusahaan perbankan, pesaing di sektor industri keuangan adalah perusahaan-perusahaan teknologi finansial yang mulai menjamur. Sehinggam, pengembangan teknologi, menurut Kartika, adalah hal yang tidak bisa dihindari lagi. Penerapan teknologi termutahir sudah diaplikasikan di berbagai sektor usaha. Teknologi teranyar seperti robotik hingga internet of things, kata dia, sudah menjadi perbincangan, tak terkecuali di sektor keuangan.

"Itu bukan omongan masa depan, tetapi masa sekarang dan sudah diaplikasikan," kata Kartika. "Ini adalah tantangan bagi kita, bagaimana revolusi industri 4.0 akan mengubah wajah perbankan."

Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tigor Siahaan mengatakan persoalan revolusi industri 4.0 sudah berada di depan mata. "Bukan 5 sampai 10 tahun ke depan, tapi sekarang," ujar dia.

Untuk menghadapi tantangan yang ada, Tigor mengatakan perbankan juga dituntut berkolaborasi dengan perusahaan teknologi finansial, perusahaan pembayaran digital hingga pemain platform guna menghadirkan layanan terkini. "Bukan hanya dibutuhkan sekarang, tapi juga di kemudian hari."

Baca berita tentang bank lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

2 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

3 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

4 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

5 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

7 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

7 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

10 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

12 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

15 hari lalu

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

Kuasa hukum Sandra Dewi dan Harvey Moeis menyebutkan rekening yang diblokir oleh Kejagung biasa digunakan oleh kliennya untuk pinjaman bank.

Baca Selengkapnya