Bappenas Ungkap Alasan Pertumbuhan Ekonomi Stagnan di 5 Persen

Senin, 12 November 2018 14:23 WIB

Menteri BUMN Rini Soemarno (kanan) berbincang dengan Menteri PPN / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, 5 Maret 2018. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Depok - Staf Ahli Kementerian Pembangunan dan Perencanaan Nasional Kepala atau Bappenas, Bambang Priambodo mengatakan untuk jangka menengah, tantangan ekonomi terbesar di Indonesia adalah terobosan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selama beberapa tahun terakhir, kata Bambang, ekonomi tumbuh sedang hingga sekitar 5 persen.

Simak: Bappenas: Defisit Transaksi Berjalan Cermin Ekonomi Domestik Bergerak

Menurut Bambang, pertumbuhan ekonomi semakin memburuk jika Indonesia tidak melakukan apa-apa. Jika Indonesia ingin menjadi ekonomi berpenghasilan tinggi dalam dua dekade mendatang, kata Bambang, ekonomi perlu tumbuh hingga mendekati 6 persen.

Karena itu, kata Bambang, Indonesia perlu mengisi kesenjangan 5 persen hingga 6 persen dengan reformasi kebijakan.

"Berdasarkan diagnosis kami, cerita utama di balik pertumbuhan ekonomi yang stagnan adalah kisah produktivitas. Tingkat produktivitas Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara sebaya dan setelah krisis Asia, produktivitas kita tidak tumbuh tidak secepat negara sebaya," kata Bambang Priambodo di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 12 November 2018.

Menggali lebih dalam, kata Bambang, Bappenas menemukan bahwa penggerak utama dari produktivitas rendah adalah masalah transformasi struktural. Bambang mengatakan lebih dari 30 persen tenaga kerja bekerja di sektor pertanian.

"Selain itu, kami juga mengalami kemungkinan industrialisasi prematur. Meskipun pangsa industri manufaktur masih pada tingkat yang relatif tinggi, tetapi dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia, pangsa industri manufaktur kami turun terlalu dini," kata Bambang.

Menurut Bambang, buruknya kinerja industri manufaktur memiliki dampak yang jelas terhadap kinerja perdagangan internasional.

"Jika kita melihat apa yang kita ekspor, setelah 40 tahun, ekspor kita masih didominasi oleh komoditas. Pada 1970-an, Malaysia dan Thailand juga mengandalkan komoditas dalam ekspor mereka," kata Bambang.

Namun, sekarang, kata Bambang, bagian terbesar dari ekspor mereka adalah elektronik.

Sebelumnya, BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2018 sebesar 5,17 persen. Angka tersebut tercatat lebih rendah ketimbang triwulan II 2018 yang mencapai 5,27 persen dan lebih tinggi ketimbang triwulan I 2018, yang sebesar 5,06 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,17 persen.

Kepala BPS Suhariyanto berujar pertumbuhan pada triwulan ini sedikit lebih lambat ketimbang triwulan sebelumnya lantaran sebelumnya ada momen bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. "Itu biasanya puncak konsumsi rumah tangga dan transportasi," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin, 5 November 2018.

Bambang yakin pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun 2018 sebesar 5,2 persen. Hal tersebut, kata Bambang, dilihat dari confident masyarakat terhadap geliat ekonomi.

"Pertama kami lihat confident-nya terasa kuat, memang ada demand terhadap impor besar, tapi kalau dilihat confident, dari segi daya beli, kemudian dari investasi meskipun ada angka melambat dari BKPM," kata pimpinan Bappenas ini.

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

4 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

6 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

9 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

9 jam lalu

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyatakan bahwa pembangunan IKN sudah mencapai 80,82 persen per 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

10 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

11 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya