Keluarga Korban Lion Air Mengeluh Kesulitan Urus Asuransi

Kamis, 8 November 2018 17:31 WIB

Suasana tabur bunga di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Tanjung Pakis, Karawang, Selasa, 6 November 2018. TEMPO/Ryan Dwiky Anggriawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah keluarga korban pesawat Lion Air JT610 masih mengeluhkan sikap dari manajemen maskapai penerbangan Lion Air. Para keluarga ini berkeluh kesah, mulai dari susahnya mengurus berkas persyaratan asuransi hingga kurangnya tim pendampingan dari pihak Lion Air.

Baca: 5 Istri Korban Berebut Uang Asuransi, Lion Air Tawarkan Dua Opsi

Salah satunya dialami oleh Samini, 48 tahun, warga Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Samini adalah tante dari Amelia Restia. Bersama suami, Wijaya Daniel, dan dua orang anaknya, Restia menjadi penumpang dalam pesawat yang jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, pada Senin, 29 Oktober 2018. Jenazah keempatnya telah berhasil ditemukan dan telah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Kini, Samini beserta Idariyana, ibu dari Restia, dan sejumlah anggota keluarganya mengurus persyaratan asuransi yang dibutuhkan. Hanya saja, banyak syarat yang diminta tim Lion Air dan tidak semuanya mudah didapatkan. "Ini mau dicari kemana berkasnya? susah," kata Samini kepada Tempo di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Kamis, 8 November 2018.

Berkas yang dimaksud adalah KTP (Kartu Tanda Penduduk) dari ayah Daniel, atau besan dari Idariyana. Sebab, kata Samini, ayah dari Daniel ini telah bercerai dengan istrinya lebih dari 20 tahun dan tidak diketahui lagi keberadaannya. KTP tersebut dibutuhkan sebagai bukti ahli waris langsung dari Daniel.

Pasca jatuhnya pesawat, Lion Air telah berkomitmen untuk memberikan asuransi Rp 1,3 miliar (Rp 1,25 miliar asuransi pokok + Rp 50 juta asuransi bagasi) kepada setiap korban. Untuk mendapatkannya, keluarga harus menyediakan delapan dokumen syarat yaitu: KTP seluruh ahli waris, Akta kelahiran seluruh ahli waris, akta kelahiran penumpang, akta perkawinan orang tua penumpang, akta perkawinan penumpang, kartu keluarga penumpang dan ahli waris, akta kematian penumpang, dan surat keterangan ahli waris.

Advertising
Advertising

Tak hanya itu, Samini juga kesusahan karena dokumen akta kematian penumpang harus diurus di Kantor Catatan Sipil di kampungnya di Bangka. Demikian juga dengan surat keterangan ahli waris yang harus diurus di kampungnya berjenjang, mulai dari desa sampai kecamatan. Walhasil, keluarga Samini di kampung harus berusaha mengurus dokumen ini dan mengantar langsung ke Jakarta agar cepat. "Hari ini saudara sedang mengurus, mudah-mudahan bisa selesai," ujarnya.

Kesulitan-kesulitan inilah yang membuat Samini dan keluarganya mengelus dada. Sebab, mereka harus berada di Jakarta lebih lama untuk mengurus asuransi meski keluarga mereka yang jadi korban telah dimakamkan seluruhnya. Ia datang ke Jakarta pada hari kejadian, Senin, 29 Oktober 2018, sehingga telah berada di Jakarta selama 11 hari. Samini berharap proses pengurusan asuransi ini bisa lebih cepat sehingga ia bisa kembali ke kampung halaman.

Ini hanyalah satu dari sekian kesulitan yant dialami Samini. Selama 11 hari di Jakarta, Ia mengaku beberapa kali bersitegang dengan staf dari Lion Air. Ia harus berpindah hotel sebanyak tiga kali, dari hotel di daerah Cengkareng, Banten, ke Jakarta Timur, di Hotel Fiducia dan Hotel Ibis, tempat dia sekeluarga saat ini menginap. Pernah juga Samini, protes ke Lion Air karena bus yang biasa mengantar keluarga ke lokasi identifikasi si RS Polri, Kramat Jati, tak kunjung datang. "Bersitegang urat leher baru dipenuhi, kalo lemah kami dipermainkan," kata salah satu anggota keluarganya.

Tak hanya Samini, keluhan juga disampaikan keluarga korban lainnya, Anton Sahadi. Dua orang sepupu dari istri Anton, menjadi korban dalam kejadian ini. Saat ini, baru satu orang yang telah berhasil diidentifikasi dan dimakamkan yaitu Muh Rafi Adrian. Satu orang lainnya yaitu Rian masih terus dicari oleh tim Basarnas. Jika dihitung dari 1 sampai 10, kata dia, maka penilaian atas kinerja Lion Air menghadapi keluarga korban hanya 4.

Bagi Anton, kerja tim dari manajemen Lion Air sangat kurang sehingga banyak keluarga korban yang terabaikan. Setelah kejadian, Anton beberapa kali datang ke RS Polri. Di sana ia melihat banyaknya keluhan dari keluarga lain. "Harusnya ada yang mendampingi korban, menampung dan mencatat kesulitan yang dialami korban, komunikasi yang baik dengan keluarga, itu saja sebenarnya cukup," kata dia.

Tempo mencoba mengkonfirmasi ke pihak Lion Air mengenai proses asuransi bagi keluarga korban tapi belum banyak jawaban yang bisa diperoleh. "Kalau mengenai ini, kami belum bisa menyampaikan, namun nanti bila ada perkembangan kami kabari," kata Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro saat dihubungi.

Corporate Communication Lion Air, Ramaditya Handoko mengakui ada beberapa keluhan yang diterima manajemen Lion Air terkait minimnya pendampingan keluarga korban. Ia mengatakan, manajemen terus memperbaiki masalah di lapangan dengan melalukan positioning, mengecek kembali satu per satu keluarga yang belum terlayani secara maksimal. "Ini masukan buat kami, kami terus evaluasi agar keluarga ditangani dengan baik," kata dia.

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

10 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

Grup Lion Air batalkan 27 penerbangan dari dan ke Manado imbas Bandara Sam Ratulangi masih ditutup karena erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

12 hari lalu

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

Saat ini wilayah penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate dalam kondisi aman dan terbebas dari pengaruh abu vulkanik bekas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

Apakah MK akan membenarkan adanya politisasi bantuan sosial (bansos) dalam putusan sidang sengketa Pilpres 2024?

Baca Selengkapnya

Akibat Erupsi Gunung Ruang Manado, Lion Group Batalkan 27 Penerbangan Rute Terdampak

12 hari lalu

Akibat Erupsi Gunung Ruang Manado, Lion Group Batalkan 27 Penerbangan Rute Terdampak

Pembatalan penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang yang meletus sejak 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

13 hari lalu

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

13 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

13 hari lalu

Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.

Baca Selengkapnya

Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

15 hari lalu

Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

Setiap maskapai memiliki aturan berbeda tentang batas maksimum bagasi yang dapat dibawa oleh setiap penumpang.

Baca Selengkapnya

Dugaan Kartel Harga Tiket Pesawat, 6 Maskapai Penuhi Panggilan KPPU

26 hari lalu

Dugaan Kartel Harga Tiket Pesawat, 6 Maskapai Penuhi Panggilan KPPU

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah memanggil tujuh maskapai penerbangan terkait dugaan kartel harga tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Penumpang di Libur Lebaran, Dibutuhkan Minimal 329 Pesawat

33 hari lalu

Lonjakan Penumpang di Libur Lebaran, Dibutuhkan Minimal 329 Pesawat

Dibutuhkan minimal 329 pesawat untuk melayani lonjakan jumlah penumpang selama libur lebaran.

Baca Selengkapnya