Rupiah Melemah, Astra: Menganggu, tapi Ini Bukan Akhir Dunia

Jumat, 2 November 2018 17:47 WIB

Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto (tengah) berfoto bersama dengan penerima penghargaan di malam apresiasi Satu Indonesia Awards 2018 yang ke 9 di Jakarta, 27 Oktober 2018

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk., Prijono Sugiarto mengatakan depresiasi rupiah yang terjadi sejak akhir 2017 memang cukup mengganggu bisnis perusahaan, namun bukan akhir dunia.

BACA: Rupiah Menguat Imbas Pengesahan APBN 2019

"Kalau Anda lihat sekarang Indonesia depresiasi 12 persen sejak Desember tahun lalu sampai sekarang, saya tidak bilang ini normal, ini ganggu, tapi this is not the end of the world," kata Prijono saat ditemui di Mall Pasific Place, Jakarta, Jumat, 2 Novber 2018.

Prijono mengatakan depresiasi nilai mata uang, tidak hanya terjadi di Indonesia, namun, di negara-negara lain juga terkena. Hal itu Prijono sampaikan dalam usai seminar Connecting Asia & Europe: Belt and Road & Beyond pada 16th Asia-Pacific Conference of German Business atau APK 2018.

BACA: Rupiah Menguat, Gubernur Bank Indonesia Beri Penjelasan

Prijono mengatakan saat ini trade balance Indonesia dengan Jerman sekitar US$ 6 miliar. Hal itu, kata Prijono sedang berusaha tingkatkan, salah satunya dengan kesempatan Indonesia yang menjadi tuan rumah tahun APK.

"Jadi menurut saya sekarang makin ada kesempatan businessman orang-orang Jerman untuk melihat bahwa Indonesia sudah maju," ujar Prijono.

Prijono mengatakan beberapa calon investor sudah pernah ke Indonesia tapi belum pernah menjajaki lebih dalam. Dia berharap dengan adanya APK calon investor dapat benar-benar meliat Indonesia sebagai negara yang punya potensi baik dan mereka suatu saat jadi investor di Indonesia. Prijono mengatakan saat ini orang-orang Jerman melihat investasi di Indonesia sangat positif.

Adapun angka Rp 15 ribu pertama kali terjadi pada 3 Oktober 2018 hingga saat ini atau tercatat pada 5 Oktober 2018.

Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 15.182 pada 5 Oktober 2018. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 49 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 15.133 pada 4 Oktober 2018.

Sedangkan pada 5 Oktober 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 15.258 dan kurs beli Rp 15.106. Posisi Rp 15.182 menunjukkan pelemahan Rp 1.640 per dolar AS sejak awal 2018.

"Pada 2 Januari 2018 nilai tukar rupiah Rp 13.542 per dolar AS," kutip berdasarkan situs resmi Bank Indonesia, Ahad, 7 Oktobet 2018.

Nilai Rp 13 ribu bertahan hingga 7 Mei 2018, yaitu di angka Rp 13.976 per dolar AS. Nilai tukar rupiah pada 8 Mei untuk pertama kalinya menyetuh Rp 14.020 per dolar AS.

Nilai di kisaran Rp 14 ribu per dolar AS bertahan hampir 6 bulan. Pada 3 Oktober nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya berada pada Rp 15.088 per dolar AS.

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

13 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya