BPS: Produksi Industri Manufaktur Tumbuh 5,04 Persen

Kamis, 1 November 2018 15:07 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto serta Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di kantor BPS Indonesia, Pasar Baru, Jakarta, 15 Maret 2018. TEMPO/Lani Diana

Jakarta - Sepanjang 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang terus meningkat. Jika pada kuartal I 2018, pertumbuhannya hanya 1,21 persen quartal-to-quartal (qtq), maka dalam kuartal II dan III bisa tumbuh 1,49 persen dan 4,13 persen.

Baca juga: BPS: Inflasi Oktober 0,28 Persen Dipicu Kenaikan Harga BBM

Sedangkan secara tahunan, pertumbuhan produksi industri besar dan kecil pada kuartal III 2018 naik hingga 5,04 persen year-on-year (yoy). "Ini sangat menggembirakan," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Kamis, 1 November 2018.

Industri besar kelompok usaha dengan jumlah tenaga kerja 100 orang lebih. Sementara industri sedang antara 20 sampai 99 orang. Lali industri kecil dengan 5 sampai 19 orang. Terakhir industri mikro dengan tenaga kerja 1 sampai 5 orang.

Secara kuartal atau per tiga bulan, pertumbuhan positif terbesar dialami industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer sebesar 15,11 persen. Sementara penurunan terbesar dialami oleh industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki yaitu -10,6 persen.

Walau begitu, industri makanan dan minuman masih menjadi kontributor terbesar dari total produksi yaitu hingga 25,41 persen walau pada kuartal ini hanya tumbuh 10,56 persen.

Menurut Kepala Subdirektorat Statistik Industri Besar Sedang, BPS, Sagap, industri makanan dan minuman masih bisa tumbuh, salah satunya karena ikut ditopang produksi Crude Palm Oil (CPO) yang menjadi salah satu komponen di dalamnya. Meski ada kampanye negatif, ekspor minyak nabati (80 persen adalah CPO) tetap naik 14,59 persen pada kuartal III. Menurut dia, produksi juga naik karena adanya kebijakan mandatory biodiesel 20 persen oleh pemerintah.

Di sisi lain, kinerja industri kecil dan mikro tidak sebagus industri besar dan sedang karena terus menurun secara qtq sejak awal tahun. Mulai dari 3,09 persen pada kuartal I 2018, lalu 1,34 persen di kuartal II 2018, hingga -0,35 persen di kuartal III 2018. Meski demikian, kelompok industri ini masih bisa tumbuh 3,88 persen secara yoy pada kuartal III 2018 ini.

"Memang kelompok ini gampang buka, gampang tutup sesuai permintaan," kata Suhariyanto. Penurunan terbesar dialami industri mesin dan perlengkapan yaitu sebesar -8,46 persen. Sedangkan pertumbuhan terbesar secara kuartal dialami oleh industri pengolahan tembakau sebesar 32,36 persen. "Karena memang tembakau ini sifatnya musiman," kata Kepala BPS tersebut.

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

3 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

5 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

10 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

11 jam lalu

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

4 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

5 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya