BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Q3 2018 di Atas 3 Persen

Jumat, 26 Oktober 2018 19:19 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pidato pembuka saat Indonesia Investment Forum 2018 di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III 2018 akan melebihi batas aman di level 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Menurut Perry, kondisi ini terjadi lantaran defisit selama Juli dan Agustus 2018 masih cukup tinggi, ketimbang surplus yang baru diperoleh pada September 2018.

Baca juga: 2019, BI Targetkan Defisit Transaksi Berjalan Turun Jadi 2 Persen

"Jadi di kuartal III 2018, wajar kalau masih di atas 3 persen," kata Perry di Kantor BI, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Oktober 2018. Hanya saja, BI meyakini jika defisit pada kuartal III tersebut tidak akan sampai melebihi 3,5 persen dari PDB.

Sejak awal tahun ini, neraca transaksi berjalan Indonesia memang terus memerah alias mengalami defisit. Pada kuartal I 2018, defisit masih di batas level aman 3 persen dari PDB yaitu sebesar 2,1 persen. Lalu pada kuartal II 2018, angka defisit tembus menyamai level aman 3 persen. Kini di kuartal III 2018, angkanya diprediksi naik melebihi itu.

Menurut Perry, defisit masih terjadi pada Juli dan Agustus karena adanya defisit perdagangan minyak dan gas. Akan tetapi, kata Perry, mulai September, beberapa kebijakan pengendalian impor dari pemerintah sebagai upaya memperbaiki defisit transaksi berjalan mulai menunjukkan hasil positif. "Jadi prediksinya defisit angka kembali turun pada kuartal IV 2018," ujarnya.

Meski defisit pada kuartal III 2018 diperkirakan melebihi batas aman, BI optimistis angka untuk keseluruhan tahun tidak akan melebihi 3 persen. "Karena langkah-langkah pengendalian impor itu, seperti B20, kenaikan harga BBM, maupun ketentuan pajak penghasilan atau pph impor," tuturnya. Bahkan pada 2019, defisit transaksi berjalan diharapkan bisa turun hingga ke level 2,5 persen saja dari PDB.

Keyakinan itu juga sudah disampaikan Perry kepada dunia internasional dalam Pertemuan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, Rabu, 10 Oktober 2018. Di tengah rencana The Federal Reserve atau The Fed yang akan terus menaikkan suku bunganya, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan tetap berada di bawah batas aman.

"Kami melihat defisit transaksi berjalan tahun ini 2,9 persen dari PDB. Kalau dilihat di Indonesia, angka di bawah 3 persen adalah batas aman,” kata Perry Warjiyo dalam acara Central Banking Forum di The Conrad Hotel di sela-sela di Pertemuan IMF-World Bank tersebut.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya