BI Jelaskan Prediksi Pertumbuhan Ekonomi yang Cuma 5,2 Persen

Jumat, 26 Oktober 2018 16:29 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo ditemui usai mengikuti salat Jumat di Kompleks Bank Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Oktober 2018. TEMPO/Dias Prasongko

Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2018 ini hanya mencapai 5,2 persen saja atau di bawah titik tengah dari target tahun ini sebesar 5 hingga 5,4 persen.

Baca juga: BI Sudah Perhitungkan Revisi Pertumbuhan Ekonomi Dunia dari IMF

"Tapi bukan berarti pertumbuhan ekonomi kita itu jelek," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Oktober 2018.

Perry mengatakan angka pertumbuhan ini cukup baik karena sumber-sumber pertumbuhan seperti konsumsi dan investasi masih sangat sehat. Selain itu, pertumbuhan 5,2 persen ini masih menunjukkan adanya proses recovery atau perbaikan. "Walau proses recovery tidak secepat yang kami bayangkan," ujarnya.

Ia mencontohkan faktor pertumbuhan seperti konsumsi yang masih tumbuh di atas 5 persen. Dengan angka segitu, kata Perry, artinya daya beli masyarakat cukup bagus karena harga-harga kebutuhan masih terkendali. Selain itu, kata dia, kondisi ini didukung oleh upah pekerja di beberapa sektor juga mulai mengalami kenaikan.

Selain itu, sumber pertumbuhan seperti investasi masih tumbuh di atas 7 persen. "Kan bagus toh?" ucap Perry. Di kuartal I 2018, kata dia, investasi tumbuh 7,95 persen dan memang sempat turun pada kuartal II menjadi 5,9 persen. Tapi di kuartal III diperkirakan kembali melebihi 7 persen.

Dengan angka ini juga, gairah dari industri dalam negeri dinilai masih bagus. Sebab, di sisi lain, BI mencatat industri pengolahan Indonesia sudah memasuki fase ekspansi pada kuartal III 2018.

Sejak 6 Agustus 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 mencapai angka 5,27 persen atau lebih tinggi dari kuartal I 2018 yang hanya 5,06 persen. Angka 5,27 persen ini juga lebih tinggi secara tahunan karena pertumbuhan kuartal II 2017 hanya 5,01 persen. "Kuartal III perkiraan kami masih di atas 5 persen, tapi tetap di bawah titik tengah," ujar Perry.

Angka ini terpaut jauh dari janji Presiden Joko Widodo saat pemilu presiden 2014 yang menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa melebihi 7 persen. Kementerian Keuangan sempat menyampaikan bahwa perkiraan itu memang disampaikan lantaran kondisi perekonomian global dunia di tahun tersebut masih cukup bagus.

Kali ini, Perry mengatakan bahwa faktor perekonomian global sangat berpengaruh. Menurut dia, sumber pertumbuhan dari Net External Demand atau selisih dari ekspor dan impor Indonesia, menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bertahan di kisaran 5,2 persen. Ia menyebut ekspor yang diharapkan bisa memicu pertumbuhan ekonomi belum maksimal karena memang permintaan global dalam kondisi sulit. "Kalo manufaktur ke Amerika masih bagus, tapi yang lain sulit seperti komoditas," ujarnya.

Di sisi lain, kebijakan pengendalian impor baru mulai dirasakan efeknya pada September 2018. Sebelumnya, salah satu komoditas impor yaitu minyak dan gas memang tercatat turun 25,2 persen pada September 2018. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan penurunan ini adalah dampak dari penerapan Biodiesel 20 persen sejak 1 September 2018.

Dengan kondisi tersebut, kata Perry, maka Net Eksternal Demand hingga Oktober 2018 ini memang belum menunjukkan kontribusi yang positif. "Itu kenapa pertumbuhan ekonomi masih di bawah titik tengah, penginnya sih (ekonomi) tumbuh lebih cepat," ujar Gubernur BI tersebut.

Berita terkait

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

3 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

8 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

9 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

18 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

20 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

2 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya