Triwulan III 2018, BCA Catat Laba Bersih Tumbuh 9,9 Persen

Jumat, 26 Oktober 2018 10:37 WIB

Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA), Tbk Jahja Setiaatmadja (kedua kanan) didampingi Kepala Kantor Wilayah X Iwan Senjaya (ketiga kanan) menyapa nasabah pada peringatan Hari Pelanggan Nasional di kantor cabang utama BCA di Jakarta, Selasa, 4 September 2018. Hari Pelanggan Nasional diperingati setiap 4 September. ANTARA/Audy Alwi

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia atau BCA Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 9,9 persen year-on-year pada triwulan III 2018 menjadi Rp 18,5 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih tercatat Rp 16,8 triliun.

Baca: BCA Tawarkan Bunga KPR 4,24 Persen di Pameran Ini

"BCA secara konsisten menerapkan praktlk kehati-hatian dan mencermati kondisi perekonomian guna menjaga keberlangsungan kinerja bisnis kami," kata Wakil Presiden Direktur BCA Eugene K. Galbraith di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis, 25 Oktober 2018.

Pendapatan operasional BCA yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operaslonal lainnya, kata Eugene, meningkat 10,1 persen menjadi Rp 45,9 triliun dibandingkan Rp 41,7 trlllun pada sembilan bulan pertama 2017.

Lebih jauh, Eugene mengatakan pertumbuhan neraca perseroan sehat. Pada periode ini portofolio kredit naik sebesar 17,3 persen ketimbang tahun lalu menjadi Rp 516 triliun. Adapun dana giro & tabungan (CASA) tumbuh 11,4 persen year-on-year menjadi Rp 477 triliun.

Advertising
Advertising

”BCA membukukan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebeiumnya. Kami melihat adanya peluang-peluang usaha serta peningkatan permintaan kredit usaha dari para nasabah," kata Eugene.

Selama periode ini, rasio kredit bermasalah (NPL) BCA berada pada level 1,4 persen pada akhir September 2018. Angka tersebut, menurut Eugene, masih dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat sebesar 187,0 persen.

Baca: Digital Perbankan, Buka Rekening BCA Bisa Tanpa Buku Tabungan

Di samping itu, rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) tercatat sebesar 80,9 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,2 persen. Penyempurnaan dari LFR, Rasio lntermediasi Makroprudensial (RIM) yang baru diterapkan tercatat pada level 81.8 persen.

Eugene mengatakan perseroan terus memperkuat bisnis inti dalam perbankan transaksi guna mendukung pertumbuhan CASA yang solid. CASA tercatat meningkat 11,4 persen ketimbang tahun lalu menjadi Rp 476,8 triliun

"Dan tetap merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga yaitu sebesar 77,7 persen pada akhir September 2018," ujar Eugene.

Dalam komposisi CASA, dana giro tumbuh 12,7 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 163,1 triliun, sementara dana tabungan menlngkat 10,8 persen menjadiq Rp 313,7 triliun. Adapun dana deposito tercatat sebesar Rp 137,1 triliun atau 6,4 persen year on year.

"Meskipun mengalami penurunan secara year on year, dana deposito BCA kembali mengalaml peningkatan sejak Maret 2018, sejalan dengan tren kenaikan suku bunga deposito," ujar Eugene.

Berita terkait

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

1 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

2 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

5 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

9 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

11 hari lalu

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

Laba bank BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada kuartal pertama 2024. Ada sejumlah kredit restrukturisasi yang mulai berangsur normal.

Baca Selengkapnya

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

11 hari lalu

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

BCA dan entitas anak membukukan kenaikan total kredit sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun para kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

11 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

15 hari lalu

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Orang Terkaya di Indonesia April 2024 versi Forbes, Prajogo Pangestu Tetap Jawara

18 hari lalu

Daftar 12 Orang Terkaya di Indonesia April 2024 versi Forbes, Prajogo Pangestu Tetap Jawara

Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes untuk April 2024. Hartono Bersaudara dan Dato Sri Tahir urutan berapa?

Baca Selengkapnya