Beda Jauh Data Produksi Beras dari BPS dengan Kementan, Kok Bisa?

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 23 Oktober 2018 23:29 WIB

Stok beras di gudang Bulog Jakarta.(dok.Kementan)

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tak banyak berkomentar terkait hitungan angka produksi beras nasional terbaru yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam rilis itu, BPS memprediksi produksi beras hingga akhir 2018 hanya sanggup mencapai 32,42 juta ton, atau selisih 14,08 juta dari perkiraan Kementerian Pertanian.

Enggar menyerahkan jawaban atas pertanyaan perbedaan data beras ini kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. "Itu Pak Menko lah yang jawab, saya kan melaksanakan keputusan rapat koordinasi," kata dia saat ditemui selepas menghadiri acara Forum Medan Merdeka Barat 9 di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Oktober 2018.
Baca : JK: Bukan Hanya Mentan, Saya Juga Salah Soal Data Beras!

Enggar hanya mengatakan bahwa satu-satunya data yang digunakan dalam menjalankan kebijakan memang hanyalah data milik Badan Pusat Statistik (BPS). Undang-undang, kata dia, juga mengatur bahwa BPS-lah yang memiliki data tunggal.

"Arahan Pak Presiden juga data BPS aja yang dipegang," ujarnya.

Persoalan beras ini memang sempat memicu polemik antar kementerian dan lembaga negara sejak awal tahun ini. Kementerian Pertanian selalu menyatakan produksi beras nasional melebihi kebutuhan yang ada sehingga surplus.

Sementara Kementerian Perdagangan memperkirakan produksi tidak akan mencukupi sehingga memutuskan untuk menyediakan kuota impor 2 juta ton sepanjang 2018.

Keputusan untuk mengalokasikan kuota sebanyak 2 juta ton ini juga tidak diketuk sendirian oleh Enggar, melainkan hasil dari rapat koordinasi. Rapat itu diadakan oleh Kemenenko Perekonomian dan mengundang Kementan, Kemendag, hingga Perum Bullog yang bertugas mengimpor dan menyimpan beras di gudang.
Simak juga :
4 Tahun Jokowi, Berjaya di Infrastruktur tapi Loyo di Manufaktur

Dengan adanya perbedaan data beras ini, Enggar belum bersedia menjelaskan apakah akan terjadi perubahan pada kuota impor beras tahun ini. Ia juga belum mendapatkan informasi apakah akan ada rapat koordinasi kembali menyikapi temuan baru BPS. "Tanya sama Pak Menko, saya kan belum diundang," ujarnya.

Advertising
Advertising

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Sumardjo Gatot Irianto tidak banyak berkomentar terkait perhitungan terbaru beras dari tim yang dipimpin Wakil PresIden Jusuf Kall ini. "Mohon maaf, kami (hanya) menunggu release resmi dari BPS," kata dia, dikutip dari laman Bisnis Indonesia.

Berita terkait

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

36 menit lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran: Pompanisasi Perkuat Perekonomian Desa

3 jam lalu

Mentan Amran: Pompanisasi Perkuat Perekonomian Desa

Pemasangan pompa wajib dilakukan agar petani bisa melakukan produksi hingga 3 kali dalam setahun

Baca Selengkapnya

Mentan Ajak Semua Pihak Awasi Pengecer dan Distributor Pupuk Nakal

3 jam lalu

Mentan Ajak Semua Pihak Awasi Pengecer dan Distributor Pupuk Nakal

Semua pihak diminta berkontribusi pada merah putih di sektor pangan, termasuk para wartawan

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

6 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Idul Adha Kian Dekat, Cek Kisaran Harga Sapi Kurban 2024

7 jam lalu

Idul Adha Kian Dekat, Cek Kisaran Harga Sapi Kurban 2024

Mendekati hari raya Idul Adha, tak ada salahnya mengecek data SIMPONI Ternak Kementan soal harga komoditas ternak sapi per kilogram berat hidup.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

14 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

19 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

JPU KPK mendakwa Syahrul Yasin Limpo dan komplotannya menerima uang dari pungutan di Kementan mencapai Rp 44,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

22 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

23 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

1 hari lalu

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

Saksi menyatakan diminta mengirim Rp 200 juta saat itu juga untuk pembayaran lukisan dari budayawan Sujiwo Tejo yang dibeli oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya