JK: Bukan Hanya Mentan, Saya Juga Salah Soal Data Beras!

Selasa, 23 Oktober 2018 19:02 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba saat menghadiri pembukaan KTT Asia-Europe Meeting (ASEM) Ke-12 di Brussels, Belgia, 18 Oktober 2018. KTT ASEM Ke-12 mengangkat tema "Europe and Asia: Global Partners for Global Challenges". REUTERS/Yves Herman

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak akan menghukum Menteri Pertanian Amran Sulaiman terkait kekeliruan data soal beras. Menurut dia kekeliruan ini kesalahan banyak pihak.

Baca juga: Darmin Nasution: Data Proyeksi Beras Kementan Sering Meleset

"Data itu kesalahan bersama, bukan kesalahan Menteri Pertanian saja. Kesalahan BPS juga, kesalahan Kementerian Agraria juga, kesalahan Kementan juga, kesalahan bupati juga, kesalahan bersama ini," kata JK di kantornya, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018.

JK mengaku turut bertanggung jawab atas data beras yang tak akurat. "Saya termasuk salah juga sebagai Wakil Presiden yang lalu tidak segera mengevaluasi," katanya.

Dia mengatakan, data tentang beras keliru sejak 20 tahun lalu. Setiap tahunnya, kondisi di lapangan dengan data yang diproduksi pemerintah semakin jomplang. Padahal banyak ahli pertanian yang sudah menyuarakan kekeliruan data tersebut.

Untuk menebusnya, pemerintah berupaya memperbaiki penghitungan data tentang beras sejak tiga tahun lalu. Pemerintah menyempurnakan penghitungan dengan menggunakan metode kerangka sampel area (KSA). Metode ini hasil kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian ATR, Badan Informasi Geospasial (BIG), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Advertising
Advertising

Kementerian ATR berperan melakukan perhitungan luas lahan baku sawah nasional, dibantu oleh BIG dan LAPAN. BPS dan BPPT kemudian menghitung luas panen. Setelahnya BPS menghitung produktivitas per hektar dan konversi gabah kering menjadi beras

Menurut JK, penghitungan ini dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit. "Setelahnya dicek lagi ke lapangan," kata dia.

Melalui metode tersebut, JK mengklaim pemerintah kini memiliki data yang lebih akurat. Kementerian ATR telah menetapkan luas lahan baku sawah nasional pada 2018 seluas 7,1 juta hektare.

Sampai dengan bulan September 2018, luas lahan panen adalah sebesar 9,5 juta hektare. Dengan memperhitungkan potensi sampai Desember 2018, maka luas panen tahun 2018 diperkirakan mencapai 10,9 juta hektare.

Produksi gabah kering giling atau GKG tercatat mencapai 49,65 juta ton sampai September 2018. Total produksi GKG 2018 diprediksi sebesar 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras hingga akhir tahun.

Berita terkait

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

19 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

8 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

22 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

24 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

26 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Dicecar MK, Airlangga Bantah Bansos Picu Kenaikan Harga Beras

28 hari lalu

Dicecar MK, Airlangga Bantah Bansos Picu Kenaikan Harga Beras

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah bahwa penyaluran Bansos menjelang Pilpres sebabkan kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

29 hari lalu

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.

Baca Selengkapnya

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

30 hari lalu

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

Anggota Komisi VI DPR RI, M. Husni, merasa miris akan permasalahan pupuk subsidi, terutama persoalan pendistribusian yang berulang setiap tahun.

Baca Selengkapnya