Ekonom: Pidato Jokowi Game of Thrones Menitikberatkan 2 Hal Ini

Minggu, 14 Oktober 2018 20:00 WIB

Presiden Joko Widodo berbicara dalam sesi pleno Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat, 12 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan pidato Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mengistilahkan kondisi ekonomi dunia dengan film Game of Thrones, menitikberatkan pada kooperasi dan koordinasi di tengah perang dagang. Menurut Bhima pidato Jokowi tersebut ditanggapi positif oleh para pelaku pasar.

BACA: Pidato Game of Thrones, Ketua DPR: Pak Jokowi Out of The Box

"Pidato Presiden Jokowi juga ditanggapi positif oleh pasar karena menitikberatkan pentingnya kooperasi dan koordinasi dalam menjaga stabilitas ekonomi global di tengah perang dagang," ujar Bhima saat dihubungi, Minggu, 14 Oktober 2018.

Bhima mengatakan pesan itu diharapkan membangkitkan kesadaran para pemimpin di Negara maju untuk mengakhiri kebijakan proteksi dagang mereka.

Sebelumnya Jokowi menyebutkan bahwa bahwa kondisi ekonomi global saat ini seperti dalam serial Game of Thrones. Menurut dia, dalam serial ini beberapa great houses dan great family bertarung hebat antara satu dengan lainnya, memperebutkan kekuasaan untuk mengambil alih kembali The Iron Throne.

BACA: Teka-teki Tokoh di Balik Pidato Game of Thrones Jokowi

"Yakni evil winter, yang ingin merusak dan menyelimuti seluruh dunia dengan es dan kehancuran," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Plennary Meeting, di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat, 12 Oktober 2018.

Perebutan kekuasaan itu, kata Jokowi, seperti roda yang berputar sehingga menimbulkan great house yang berjaya tetapi ada juga yang mengalami kesulitan. Namun, para great houses tersebut lupa bahwa tatkala sibuk bertarung seru dengan yang lain mereka tidak sadar akan adanya ancaman besar dari utara.

Karena itu, Jokowi mengatakan, di dunia nyata, kondisi itu serupa dengan kondisi saat ini yang mana balance of power atau aliansi antar negara negara maju sepertinya tengah mengalami keretakan. Sementara lemahnya kerja sama dan koordinasi telah menyebabkan terjadi banyak masalah. Hal ini ditunjukkan oleh lonjakan drastis harga minyak dan juga kekacauan di pasar mata uang yang dialami oleh negara emerging market.

Pertarungan tersebut menimbulkan adanya negara yang mengalami dan menikmati pertumbuhan pesat, namun di banyak negara terdapat pula pertumbuhan yang lemah atau tidak stabil. Selain itu, perang dagang semakin marak, dan inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang, banyak negara juga mengalami tekanan pasar yang besar.

Pujian atas pidato Jokowi juga disampaikan oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde. "Saya juga berterima kasih kepada Presiden telah menyampaikan pidato yang sangat baik, kami begitu kurang berhasil untuk menyampaikan yang sama," ujar Lagarde sambil sedikit tertawa.

ANTARA

Berita terkait

Zulhas Ajak Calon Kepala Daerah Usungan PAN Tiru Sikap Jokowi-Prabowo

5 jam lalu

Zulhas Ajak Calon Kepala Daerah Usungan PAN Tiru Sikap Jokowi-Prabowo

Zulhas berpesan kepada calon kepala daerah usungan PAN untuk meniru hubungan politik Presiden Jokowi dan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

6 jam lalu

Terkini: Keluarga Prabowo Subianto Bangun Pabrik Timah di Batam, Republika Berhentikan 60 Karyawan

Adik kandung presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, meresmikan perusahaan produksi solder dari timah di Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Cerita Zulhas Soal Hubungan Jokowi-Prabowo yang Semakin Dekat

6 jam lalu

Cerita Zulhas Soal Hubungan Jokowi-Prabowo yang Semakin Dekat

Zulhas menyebut hubungan Jokowi dan Prabowo kini makin dekat dan harmonis.

Baca Selengkapnya

Cerita Zulhas Bawa Rombongan Bertemu Jokowi Selama 30 Menit, Makan Bakso hingga Siomai

7 jam lalu

Cerita Zulhas Bawa Rombongan Bertemu Jokowi Selama 30 Menit, Makan Bakso hingga Siomai

Zulhas membawa rombongan pengurus partainya bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

8 jam lalu

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Temui Jokowi di Istana Sore Ini, Bawa Ketua DPW PAN dari 38 Provinsi

9 jam lalu

Zulhas Temui Jokowi di Istana Sore Ini, Bawa Ketua DPW PAN dari 38 Provinsi

Ketum PAN Zulkifli Hasan akan menemui Presiden Jokowi bersama perwakilan DPW PAN dari seluruh provins

Baca Selengkapnya

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

11 jam lalu

IM57+ Institute Berharap Pansel Perhatikan Rekam Jejak Calon Pimpinan dan Dewas KPK

Ketua IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan sikap Presiden Jokowi terhadap KPK akan ditentukan dalam proses penunjukan panitia seleksi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

15 jam lalu

TPNPB-OPM Sebut Warga Intan Jaya Mengungsi Akibat Serangan Udara Militer Indonesia

TNI-Polri disebut telah mengerahkan helikopter militer sejak 4-5 Mei 2024 dalam misi pengejaran pasukan TPNPB-OPM Kodap VIII Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

23 jam lalu

TPNPB OPM Minta Presiden Jokowi Bertanggung Jawab atas Serangan Militer di Pogapa

Operasi penyerangan TPNPB kepada militer di Intan Jaya berlangsung sejak 30 Maret-5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

1 hari lalu

Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini, Akademisi Bilang Harus Diisi Orang-orang Kredibel

Akademisi menyarankan proses seleksi calon pimpinan KPK diperketat menyusul kasus yang menjerat mantan Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya