Sandiaga Jelaskan Kritik Prabowo Soal Ekonomi Kebodohan

Minggu, 14 Oktober 2018 07:30 WIB

Pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, menggelar konferensi pers pernyataan sikap terkait gempa Donggala dan Palu di rumah pribadi Prabowo, Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Senin malam, 1 Oktober 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengatakan ucapan Calon Presiden Prabowo Subianto merupakan otokritik buat bangsa. Menurut Sandiaga kritik itu bukan hanya selama pemerintahan Presiden Jokowi melainkan termasuk pula pemerintahan sebelumnya.

Baca: Kata Tim Jokowi Soal Harga Nasi Ayam Sandiaga Uno

"Kalau kita bilang itu otokritik buat bangsa kita bukan hanya empat tahun terakhir, tapi sebelum-sebelumnya juga karena kita berada dalam sistem yang belum memperkuat sumber-sumber produksi nasional yang kita miliki," kata Sandiaga Uno di The Hook Restaurant and Cafe, Jakarta, Sabtu, 13 Oktober 2018.

Saat Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kamis siang, 11 Oktober 2018, Prabowo menyebut sistem perekonomian saat ini sebagai ekonomi kebodohan. "Ini menurut saya bukan ekonomi neolib lagi, ini lebih parah dari neolib. Ini menurut saya ekonomi kebodohan. The economics of stupidity. Ini yang terjadi," kata Prabowo.

Prabowo juga menganggap konsep neoliberal baik saat Indonesia masih di bawah payung rezim Orde Baru atau saat dia masih menjadi tentara. "Lihat saja yang kaya sedikit dahulu, nanti lama-lama akan menetes ke bawah kekayaan itu. Trickle down katanya. Ternyata yang kaya tambah kaya. Enggak trickle trickle. Netesnya netes tik tik tik. Tidak turun," kata Prabowo.

Sandiaga menjelaskan lagi pernyataan Prabowo. Sandiaga menyebutkan dulu Indonesia berdaulat, memiliki energi, ketahanan pangan, dan kemampuan untuk mengekspor secara masif.

Advertising
Advertising

"Kita dikenal sebag ekonomi yang tumbuh 7 persen dalam jangka waktu yang cukup panjang. Nah ini harus kita lakukan, kita telaah salahnya di mana. Pak Prabowo di buku paradoks Indonesia menyatakan bahwa harus kembali pada reorientasi pembangunan ke pasal 33," ujar Sandiaga.

Sandiaga mengatakan untuk mengakhiri kebodohan yang Prabowo maksud tersebut Indonesia perlu kembali ke pasal 33 ke sila ke 5, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia untuk membawa kemakmuran bangsa. "Caranya bagaimana? Ciptakan lapangan kerja seluas-luasnya, milenial preneur ini salah satu cara untuk menyetop kebodohan ini," ujar Sandiaga.

Kedua, kata Sandiaga bagaimana memberdayakan ekspor dengan men-subtitusi impor supaya setiap dolar AS naik, pemerintah tidak kelimpungan dengan harga pangan dan bahan pokok yang meningkat.

Simak juga: Bertemu Pengusaha Tionghoa, Sandiaga: Sekarang Cuan Enggak?

"Nah ini yang saya rasa seluruh elemen bangsa perlu berpikir jangan kita saling terpecah belah, kami tidak ingin menyalahkan siapa pun, tapi kami positif berpikir bahwa kami harus memperbaiki ekonomi," ujar Sandiaga.

HENDARTYO HANGGI | ANTARA

Berita terkait

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

5 jam lalu

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Anies Baswedan mengakui dirinya masih kerap ditanya apakah akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

6 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

7 jam lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

8 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

9 jam lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

10 jam lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

11 jam lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

11 jam lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

12 jam lalu

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

Dasco mengatakan Gerindra terbuka untuk melakukan dialog mengenai keinginan PKS bergabung ke kubu Prabowo.

Baca Selengkapnya