Prabowo Sebut Indeks Ketimpangan Indonesia Tinggi, Faktanya?

Sabtu, 13 Oktober 2018 14:56 WIB

Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan kata sambutan pada Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Jakarta, Kamis, 11 Oktober 2018. ANTARA/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Prabowo Subianto mengatakan gini ratio atau indeks ketimpangan ekonomi Indonesia telah mencapai angka 45,4 atau juga bisa disebut 0,454. Menurut dia, angka ini cukup untuk membuktikan bahwa sistem ekonomi Indonesia saat ini telah menyimpang dari Undang-Undang Dasar 1945.

Baca juga: Tim Sukses Jokowi Tanggapi Pidato Prabowo Soal Ekonomi Kebodohan

"Artinya, 1 persen dari rakyat kita menguasai 45 persen kekayaan," kata Prabowo dalam acara Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis, 11 Oktober 2018. "Jadi konsentrasi kekayaan di 1 persen, di mana terwujud kesejahteraan saudara-saudara, tidak mungkin."

Dalam acara ini, tak hanya gini ratio yang disinggung oleh Prabowo. Dalam pidatonya, Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menyebut sistem perekonomian sebagai ekonomi kebodohan. "Ini menurut saya bukan ekonomi neolib lagi, ini lebih parah dari neolib. Ini menurut saya ekonomi kebodohan. The economics of stupidity. Ini yang terjadi," kata dia.

Seberapa akurat data yang disampaikan Prabowo?

Advertising
Advertising

Faktanya hingga Oktober 2018 ini, Badan Pusat Statistik (BPS) memang belum menyampaikan data terbaru terkait gini ratio Indonesia. Terakhir data dikeluarkan pada Maret 2018 dengan angka sebesar 0,389 atau menurun 0,002 poin dibandingkan September 2017. Dengan begitu, belum diketahui apakah rasio gini Indonesia semakin memburuk sejak Maret hingga Oktober 2018 ini atau membaik.

Adapun dalam delapan tahun terakhir, gini ratio Indonesia berfluktuasi naik dan turun. Pada Maret 2011, gini ratio mencapai angka 0,41, kemudian mencapai titik tertinggi pada September 2014 hingga 0,414. Sebulan kemudian Presiden Joko Widodo mencadi presiden dan dalam empat tahun terakhir, gini ratio turun 0,025 poin dari 0,414 menjadi 0,389.

Dalam skema gini ratio, semakin tinggi angkanya maka semakin tidak merata ekonomi di suatu negara. Angka di bawah 0,4 adalah kategori ketimpangan rendah, 0,4-0,5 ketimpangan sedang, dan di atas 0,5 kategori ketimpangan tinggi. Dengan penurunan 0,025 ini, artinya ketimpangan Indonesia membaik, dari sedang menjadi rendah.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Ari Kuncoro mengatakan angka ketimpangan per aspek di lapangan bisa saja lebih tinggi daripada angka 0,389 yang
dirilis BPS. Gini ratio dihitung berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas dan melibatkan semua aspek mulai dari makanan, pendidikan, hingga hiburan.

Sebagai contoh, angka ketimpangan tanah di perkotaan bisa saja lebih tinggi karena banyak penduduknya yang menyewa hunian dari pada memiliki. Kemudian angka ketimpangan
kesehatan juga bisa lebih tinggi antara masyarakat yang memiliki akses transportasi menuju fasilitas kesehatan dengan yang tidak. Semua aspek itu kemudian dihitung secara
rata-rata sehingga muncullah angka 0,389.

Indonesia, kata Ari, memang pernah mengalami gini ratio hingga 0,45 namun itu terjadi sudah lama, di periode 2004 hingga 2012 saat terjadinya comodities boom. Saat itu, harga komoditas merangkak naik sehingga membuat kekayaan sekelompok masyarakat ikut bertambah. "Saat harga komoditas sekarang turun, otomatis ketidakmerataan turun, jadi yang kaya banget, berberapa berkurang kekayaannya," ujarnya.

Sementara, Ekonom Universitas Indonesia lainnya, Faisal Basri mengatakan bahwa bahwa gini ratio versi BPS sebatas mengukur ketimpangan pengeluaran, bukan ketimpangan pendapatan (income inequality) atau ketimpangan kekayaan (wealth inequality). "Tentu saja perhitungan berdasarkan pengeluaran menghasilkan angka ketimpangan jauh lebih rendah ketimbang berdasarkan pendapatan dan kekayaan," kata Faisal dalam tulisannya di Majalah Tempo edisi 20 Maret 2017.

Simak berita tentang Prabowo hanya di Tempo.co

Berita terkait

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

9 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

9 jam lalu

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Anies Baswedan mengakui dirinya masih kerap ditanya apakah akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

11 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

12 jam lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

13 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

14 jam lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

15 jam lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

16 jam lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

16 jam lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

17 jam lalu

Respons Gerindra soal Keinginan PKS Dikunjungi Prabowo seperti PKB dan NasDem

Dasco mengatakan Gerindra terbuka untuk melakukan dialog mengenai keinginan PKS bergabung ke kubu Prabowo.

Baca Selengkapnya