Sri Mulyani Jelaskan Penyebab Rupiah Melemah Hingga Rp 15.218

Senin, 8 Oktober 2018 17:17 WIB

Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (ketiga kiri) mendampingi Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde (kedua kiri) membeli gorengan saat mengunjungi korban gempa di Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin 8 Oktober 2018. Delegasi IMF mengunjungi korban gempa Lombok sekaligus memberikan bantuan uang untuk korban gempa Lombok-Sumbawa dan Palu-Donggala senilai Rp2 miliar. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menanggapi nilai tukar rupiah yang tergerus mencapai Rp 15.218 per dolar AS menurut data RTI pada pukul 13.00, Senin, 8 Oktober 2018. Menurut Sri, rupiah melemah karena imbal hasil obligasi negara atau surat utang negara tenor 10 tahun milik Amerika Serikat yang terus menguat.

Baca juga: Cuitan Fahri Hamzah, Sri Mulyani Klarifikasi Bantuan Gempa Lombok

Sri Mulyani mengatakan imbal hasil atau yield dari bond Amerika Serikat untuk jangka waktu sepuluh tahun meningkat luar tajam hingga di atas 3,4 persen. Padahal nilai imbal hasil biasanya tak lebih dari 3 persen.

"Kalau dulu threshold untuk obligasi 10 tahun Amerika Serikat adalah 3 persen, jadi waktu mereka mendekati 3 persen, memunculkan apa yang disebut sebagai reaksi dari seluruh pergerakan terutama nilai tukar," kata Sri Mulyani saat ditemui di Hotel Melia, Nusa Dua, Bali, Senin, 8 Oktober 2018.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini mengatakan nilai tukar rupiah saat ini juga dipengaruhi tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat. Apalagi ke depan, kata dia, suku bunga mungkin akan bergerak lebih cepat dan mungkin yang akan terus menanjak seiring dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Jerome Powell bakal menaikkan suku bunga lagi tiga kali tahun 2019.

Menurut Sri Mulyani, kondisi tersebut tak bisa dihindari karena merupakan fenomena global. Karena itu, kata dia, fleksibilitas (kenaikain dan penurunan) dari nilai tukar itu tidak bisa dihindarkan.

"Karena merupakan bagian dari respons terhadap lingkungan global yang masih akan terus berjalan," kata Sri Mulyani.

Berita terkait

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

28 menit lalu

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

9 jam lalu

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

Staf khusus Menteri Keuangan memastikan Sri Mulyani dan Kementerian Keuangan menghormati segala diskusi dan aspirasi yang ada di masyarakat

Baca Selengkapnya

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

11 jam lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

23 jam lalu

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

1 hari lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

1 hari lalu

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

Siapa saja 4 nama yang diusulkan PDIP di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya