BI: Tekanan terhadap Nilai Tukar Rupiah Berkurang Tahun Depan

Rabu, 3 Oktober 2018 13:01 WIB

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Perry Warjiyo, melantik pengurus baru ISEI pada Jumat, 21 September 2018. Foto Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo memperkirakan tahun depan tekanan terhadap nilai tukar rupiah akan berkurang. Perry mengatakan tekanan yang berkurang atau tidak akan seberat tahun ini karena tiga hal.

Baca juga: Kurs Jisdor, Rupiah Melemah ke Rp 15.088 per Dolar AS Hari Ini

"Pertama karena kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve (Bank Sentral Amerika Serikat) 2019, tidak setinggi tahun ini. Tahun ini empat kali tahun depan diprediksi hanya setengahnya," kata Perry di hadapan anggota DPR Fraksi Partai Golkar, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Rabu, 3 Oktober 2018.

Adapun, suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 Days Repo Rate diketahui juga telah naik lima kali sejak April 2018 hingga September 2018. Pada April 2018 suku bunga BI bertengger di level 4,75 persen sedangkan per September suku bunga telah mencapai angka 5,75 persen atau setera 150 basis poin.

Kemudian yang kedua, kata Perry, tekanan terhadap nilai tukar rupiah akan berkurang karena investor tak akan selamanya memegang tunai atau dolar Amerika Serikat secara terus-terusan. Bahkan, kata Perry, saat ini sudah banyak investor global yang sudah menanamkan kembali dananya ke banyak emerging market termasuk ke Indonesia.

Dengan kondisi ini, Perry melanjutkan, arus modal dalam neraca perdagangan Indonesia akan menjadi lebih baik. Sekaligus, dalam hal ini akan menambah cadangan devisa akibat bertambahnya dana segar melalui investasi atau capital inflow.

Perry menuturkan faktor yang ketiga karena current account defisit atau defisit transaksi berjalan pada tahun depan diperkirakan membaik dibandingkan tahun ini. Hal ini karena pemerintah bersama BI telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk membantu mengurangi defisit transaksi berjalan.

"Karena itu kami memperkirakan tekanan tahun depan tidak akan lebih tidak berat dibandingkan tahun ini. Oleh karena itu mari kita lakukan gandeng tangan, langkah dan tugas bersama untuk memperbaiki kondisi perekonomian," kata dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat, neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2018 defisit sebesar US$ 4,3 miliar. Defisit tersebut disumbangkan oleh peningkatan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang tercatat sebesar US$ 8 miliar atau 3,0 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Jumlah itu tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar US$ 5,7 miliar atau 2,2 persen dari PDB. BI memperkirakan tahun depan defisit transaksi bisa mencapai 2-2,5 persen.

Sementara itu, Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah berada pada angka Rp 15.088 per dolar Amerika Serikat pada Rabu, 3 Oktober 2018. Adapun, di pasar valuta asing, merujuk data RTI, rupiah diperdagangkan sebesar Rp 15.067 per dolar Amerika Serikat.

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

1 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

5 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

6 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

6 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya