Alasan KAI Yakin Reaktivasi Kereta Jawa Barat Bakal Menguntungkan

Selasa, 2 Oktober 2018 12:55 WIB

Direktur Keselamatan PT KAI Apriyono W Cresnanto (kedua kanan) didampingi Kepala Daop II PT KAI Bandung, Saridal (kedua kiri) dan Direktur Operasi PT KAI Slamet Suseno (kiri) memotong pita saat melepas rangkaian baru kereta api Argo Parahyangan di stasiun Bandung, Jawa Barat, 1 Maret 2018. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Direktur Komersial dan Tekonologi Informasi PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero) Apriyono Wedi Chresnanto yakin reaktivasi atau pengaktifan kembali empat jalur kereta api di Jawa Barat bakal menguntungkan secara komersil. Keuntungan bisa diperoleh seiring dengan tumbuhnya kegiatan perekonomian di daerah yang dilalui kereta nantinya.

Baca juga: Dirut KAI Bahas Reaktivasi 4 Jalur Kereta dengan Ridwan Kamil

"Saya punya keyakinan itu," kata Apriyono saat ditemui di acara diskusi publik di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Oktober 2018.

Kendati demikian, kata dia, keuntungan tidak akan diperoleh segera. Apriyono memprediksi keuntungan baru diraup setelah 3 hingga 4 tahun kereta beroperasi.

Sebelumnya, PT KAI dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengumumkan rencana reaktivasi empat jalur yaitu Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, Rancaekek-Tanjungsari, serta Cibatu-Garut. Sejumlah rel saat ini memang tidak aktif dan tak sedikit yang telah ditutupi bangunan rumah warga.

Saat ini, kata Apriyono, PT KAI memiliki tiga mekanisme tarif yaitu tarif komersil, tarif PSO (Public Service Obligation) atau subsidi pemerintah, dan tarif perintis (sepenuhnya ditanggung anggaran pemerintah). Maka untuk jalur yang memang belum menguntungkan secara bisnis di tahun-tahun awal beroperasi, subsidi silang antar jalur pun sudah biasa dilakukan. "Yang penting bagi kami reaktivasi ini jalan dulu, kalo mikir seperti itu (keuntungan segera) ya enggak jalan-jalan, itu lho," ujarnya.

Apriyono mencontohkan, bagaimana Kereta Commuter Jabodetabek dulunya hanya bisa menjaring 315 ribu penumpang per hari di tahun 2012. Tapi sekarang menjadi 1 juta penumpang per hari karena adanya penambahan gerbong dan perbaikan layanan.

Selain itu, Apriyono mengatakan kegiatan perekonomian di sejumlah daerah tersebut sangat berpotensi tumbuh ketika ada rel kereta baru. Ia juga mencontohkan perpanjangan KRL dari Stasiun Tanah Abang, Jakarta ke Maja, Banten. "Dulunya tanah di sana (Maja) enggak laku, sekarang laku," ujar mantan direksi PT Kereta Commuter Indonesia tersebut. "Seperti Garut, akan tumbuh home industry kulit, lalu Pangandaran dengan home industry kerang dan ikan," ujarnya.

Tak sampai di situ, menurut dia, jalur Rancaekek ke Tanjungsari juga sangat berpotensi menggaet banyak penumpang mahasiswa. Sebab, lokasi Stasiun Rancaekek nantinya yang berada tak jauh dari daerah Jatinangor yang diisi kampus seperti Unuversitas Padjadjaran dan Institute Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan kegiatan survei di keempat jalur sampai hari ini masih berjalan. Ia berharap hasil survei bisa rampung akhir tahun ini dan Detail Engginering Design (DED) bisa selesai akhir tahun 2019. "Syukur-syukur bisa dipercepat, saya membaca, dukungan Pemerintah Daerah ini baik sekali," kata Edi.

Berita terkait

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

14 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

2 hari lalu

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memperbarui mesin pembaca kartunya dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

KA Lodaya Kini Gunakan Kereta Stainless Steel New Generation

2 hari lalu

KA Lodaya Kini Gunakan Kereta Stainless Steel New Generation

PT KAI Daop 2 Bandung mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung-Solo Balapan dengan Kereta Eksekutif dan Kereta Ekonomi Stainless Steel New Generation.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

2 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Kereta Api Indonesia Angkut 15,7 Juta Ton Barang di Triwulan Pertama 2024

3 hari lalu

Kereta Api Indonesia Angkut 15,7 Juta Ton Barang di Triwulan Pertama 2024

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat jumlah barang yang diangkut sepanjang triwulan pertama 2024 sebanyak 15.758.465 ton.

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

4 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

4 hari lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

5 hari lalu

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

Light Rail Transit atau LRT Jabodebek mencatat jumlah pengguna selama Triwulan pertama 2024 mencapai 3.841.554 orang.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

5 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

11 Kereta Dihentikan Sementara saat Gempa Garut

6 hari lalu

11 Kereta Dihentikan Sementara saat Gempa Garut

Sebanyak 11 kereta diminta berhenti sementara saat gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 23.29 WIB.

Baca Selengkapnya