TEMPO.CO, Jakarta - Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan nilai tukar rupiah melemah hari ini, Selasa, 2 Oktober 2018. Reny memprediksi rupiah berada di kisaran Rp 14.904 - 14.992 per dolar Amerika Serikat.
"Potensi pergerakan Rupiah akan melemah tipis dipengaruhi oleh kenaikan USD Index pasca kesepakatan dagang AS-Kanada dalam NAFTA (North American Free Trade Agreement) kemarin," kata Reny saat dihubungi Selasa, 2 Oktober 2018.
Dari domestik, kata Reny, data inflasi yang masih rendah tidak terlalu mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini.
Kemarin, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat pada September 2018 terjadi deflasi sebesar 0,18 persen secara month to month. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan ada dua kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi terbesar pada September 2018.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga memperkirakan rupiah melemah hari ini. William memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp 14.850 - Rp 14.990 per dolar AS.
"Data ekonomi bagus, perjanjian NAFTA juga seharusnya jadi sentimen positif, tapi secara teknikal USDIDR berhasil bertahan di atas MA5 (rata-rata bergerak satu minggu bursa) sehingga uptrend untuk dolar AS menjadi kuat kembali," kata William.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.905 pada 1 Oktober 2018. Angka tersebut menunjukkan penguatan 24 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.929 pada penutupan Jumat, 28 September 2018.
Sedangkan pada 1 Oktober 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.980 dan kurs beli Rp 14.830.