The Fed Diprediksi Naikkan Suku Bunga Lagi, Ini Komentar Darmin

Selasa, 25 September 2018 06:30 WIB

22 the fed

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berkomentar sedikit soal prediksi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed. Menurut dia, kenaikan suku bunga bukanlah hal baru.

Baca: The Fed Diprediksi Naikkan Suku Bunga Pekan Ini

"Ya itu kan udah berkali-kali suku bunga dinaikkan," ujar Darmin di Kantor Kemenko Ekonomi, Jakarta, Selasa, 25 September 2018.

Pelaku pasar memprediksi bank sentral Amerika Serikat atau The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pekan depan. Kenaikan suku bunga The Fed, kata Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, akan terjadi saat pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 25-26 September 2018.

"Adapun pertemuan FOMC dalam rangka menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 2,25 persen akan diamati dan dicermati oleh para pelaku pasar," kata Nafan saat dihubungi, Ahad, 23 September 2018.

Nafan menilai biasanya kenaikan suku bunga tersebut akan memberikan efek positif bagi meningkatnya capital inflow yang masuk ke dalam US Markets.

Meskipun demikian, kata Nafan jika negara-negara lain, khususnya emerging markets atau negara berkembang yang memiliki stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang kuat, maka efek negatif dari kenaikan suku bunga the Fed bisa diantisipasi.

"Di sisi lain, statement dari Gubernur The Fed juga akan menentukan apakah akan mengarah pada hawkish atau dovish effect," ujar Nafan.

Menurut Nafan, stabilitas harga komoditas dunia juga berpengaruh bagi pergerakan dolar AS. "Kemudian secara domestik, kebijakan penetapan suku bunga Bank Indonesia 7-Day Repo Rate diharapkan mampu menjaga stabilitas rupiah," kata Nafan.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara memprediksi The Federal Reserve (The Fed) masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun 2019. Kenaikan suku bunga acuan itu, kata Mirza, bisa mencapai 3,25 persen.

"Di dalam proyeksi BI, kami memperkirakan bahwa suku bunga AS 2019 akan naik sapai 3,25 persen. Dari sekarang 2 persen, bisa naik sampai 3,25 persen," kata dia saat rapat di Komisi XI, Kamis, 13 September 2018.

Sebelumnya, Mirza juga menjelaskan aba-aba kenaikan suku bunga ini sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2013 sedangkan pengetatan likuiditas juga mulai dilakukan pada 2014. Hal ini menimbulkan terjadinya volatilitas yang tinggi pada negara-negara emerging market termasuk Indonesia.

Hal tersebut membuat BI pada 2013 harus menaikan suku bunga acuan untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan (current account deficit) dan inflasi. Kemudian dilanjutkan dengan kebijakan menurunkan suku bunga acuan pada periode 2016-2017. Namun, saat ini BI telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 125 basis points (bps) atau 1,25 persen sepanjang tahun 2018.

Mirza menjelaskan BI akan tetap menempuh sikap kebijakan moneter yang ketat atau hawkish dalam menghadapi dinamika ketidakpastian ekonomi global terutama dalam merespons kenaikan suku bunga acuan. "AS pasti naikkan suku bunga, negara tetangga juga. Kami juga akan ahead the curve tetap hawkish," kata dia.


CAESAR AKBAR | HENDARTYO | KARTIKA ANGGRAENI

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

15 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

17 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

6 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

7 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

7 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

10 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya