Kontak Tani Indonesia Dukung Budi Waseso Tolak Impor Beras

Jumat, 21 September 2018 19:54 WIB

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat melakukan konferensi pers terkait rapat koordinasi operasi pasar di gedung Bulog, Rabu, 19 September 2018. TEMPO/Kartika Anggraeni

TEMPO.CO, Pangkalpinang - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indonesia memberikan dukungan kepada Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas yang menolak impor beras. Dukungan penuh kepada Buwas diberikan karena petani merasa dibela dan aspirasi mereka didengar Buwas.

Baca juga: Kakinya di HKTI dan Pemerintah, Moeldoko: Impor Beras Diperlukan

"Kami petani merasa diaspirasikan oleh Dirut Bulog. Mungkin Dirut Bulog sebatas tugas dia menolak impor dengan alasan gudang penuh. Tapi secara tidak langsung dia membela kami petani," ujar Ketua Umum KTNA Winarno Tohir kepada wartawan seusai pembukaan kegiatan rembug utama nasional KTNA dan peresmian KTNA Expo Nasional di Alun-Alun Taman Merdeka Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat, 21 September 2018.

Menurut Winarno, KTNA bersama dengan perwakilan petani akan menemui Buwas dalam waktu dekat untuk menyampaikan dukungan langsung kepada Buwas.

"Keputusan dan argumennya kami dukung. Indonesia tidak perlu impor beras karena stok beras yang ada di petani sudah cukup memenuhi kebutuhan nasional," ujar dia.

Winarno menuturkan hasil survei Sucofindo pada Juni 2017 menemukan fakta stok gabah di tingkat petani mencapai 6,1juta ton yang diproduksi oleh 15 juta kepala keluarga (KK). Dengan jumlah stok yang terdata itu, kata dia, rencana melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton tidak perlu dilakukan.

"Jadi manakala kurang 2 juta ton, pemerintah jangan khawatir karena di petani kita ada. Cara mengeluarkannya bagaimana? Kasih harga bagus dong. Kalau harganya tidak bagus, mending kami simpan. Sekarang kan hitungannya Rp 4.200. Kalau beli dengan petani Rp 4.100, petani rugi. Kalau harga Rp 4.300 atau Rp 4.400, baru kami jual," ujar dia.

Winarno mengatakan pihaknya mempertanyakan keakuratan dan sumber data yang dimiliki pihak terkait sehingga masih ingin melakukan impor beras. Untuk itu, kata dia, KTNA mendukung rencana komisi IV dan Komisi VI DPR RI untuk mengevaluasi pelaksanaan impor beras.

"Datanya tunjukkan mau impor beras. Apalagi sekarang muncul 2 juta ton. Pasti dikejar datanya mana dan dari siapa. Ini jangan dianggap enteng. Semua masyarakat sekarang melihat, memperhatikan dan ikut mengamati perkembangan di media," ujar dia.

Winarno menambahkan pihaknya berharap banyak kepada media massa agar dapat lebih meningkatkan peran dalam menyuarakan aspirasi petani. Salah satunya adalah penolakan impor beras dari petani.

"Jangan ada impor beras lagi. Kita berharap pers bisa lebih menyuarakan aspirasi petani. Pasti banyak dicari beritanya yang akurat oleh petani karena kami berharap dapat terlindungi," ujar dia menyuarakan dukungan terhadap Budi Waseso.

Berita terkait

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

1 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

2 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

2 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

3 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

4 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

4 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

13 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

13 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

13 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya