Jack Ma Tak Bisa Penuhi Janji Ciptakan 1 Juta Pekerjaan di AS

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 20 September 2018 14:18 WIB

Jack Ma dan Daniel Zhang (kanan), Chairman of the Board Alibaba Group yang baru. qz.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bos Alibaba, Jack Ma, menegaskan tidak dapat memenuhi janji perusahaannya untuk menciptakan 1 juta pekerjaan di Amerika Serikat (AS) akibat tensi perdagangan Negeri Paman Sam dengan China. Dua tahun lalu, Jack Ma memang mengutarakan rencana raksasa e-commerce asal China tersebut untuk menciptakan satu juta pekerjaan di AS kepada Presiden AS Donald Trump.

Simak: Perang Dagang Amerika-Cina Tidak Berkelanjutan

Meski belum menjelaskan secara terperinci bagaimana akan menciptakan 1 juta pekerjaan itu, ia pernah mengatakan ingin mendorong usaha-usaha kecil di Amerika untuk berjualan dalam marketplace Alibaba, Tmall dan Taobao. Namun, sepanjang tahun ini saja hubungan perdagangan antara dua negara besar tersebut memanas dengan retaliasi pengenaan tarif impor dari masing-masing negara.

Yang terkini, Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif 10 persen terhadap impor China senilai US$ 200 miliar dan mengancam tarif lebih lanjut pada barang-barang tambahan China senilai US$ 267 miliar jika China melakukan balasan.

Pemerintah China menjawab langkah Trump itu dengan mengumumkan akan mengenakan tarif terhadap produk-produk asal AS senilai US$ 60 miliar seperti yang telah direncanakan.

“Komitmen (pekerjaan) ini didasarkan pada kerja sama China-AS yang ramah berikut premis perdagangan bilateral yang rasional dan obyektif,” kata Jack Ma kepada Xinhua, seperti dikutip Reuters.

Advertising
Advertising

“Situasi saat ini telah menghancurkan premis awal. Tidak ada cara untuk mewujudkan janji itu,” lanjut konglomerat berusia 54 tahun tersebut.

Investor tampak tidak terpengaruh oleh pernyataan Ma tersebut. Saham Alibaba Group Holding bahkan mampu ditutup melonjak 3,82 persen pada perdagangan Rabu, 19 September 2018 setelah berakhir melemah 1,41 persen di level 156,65 pada Selasa, 18 September 2018.

Jack Ma sebelumnya telah memperingatkan bahwa perang dagang antara AS dan China dapat berlangsung beberapa dekade dan bahwa China harus memfokuskan ekspor pada jalur perdagangan “Jalur Sutra”. Komentar terbaru Ma menunjukkan dukungannya terhadap sikap pemerintah China tentang bagaimana pengenaan tarif akan memengaruhi bisnis dan inisiatif kebijakan luar negeri One Belt One Road Negeri Tirai Bambu.

Dia menambahkan bahwa tarif AS terhadap produk-produk China senilai miliaran dolar AS dapat mendorong Tiongkok untuk mengekspor ke tujuan lain. “Kita harus lebih banyak bekerja di Afrika, Asia Tenggara, Eropa,” kata Jack Ma.

Berita terkait

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

2 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

8 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

9 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

13 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

13 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

19 hari lalu

Bentuk Laboratorium Bersama dengan Kominfo, Ant Group Jajakan Alipay Plus ke Indonesia

Kominfo membahas kerjasama dengan Ant Group untuk pembentukan Joint Lab. Alibaba menawarkan Alipay Plus buat UMKM Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

25 hari lalu

10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

Pengusaha Amerika Serikat masih mendominasi daftar peringkat teratas Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes. Pengusaha Cina tertinggal jauh.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

40 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

50 hari lalu

Industri Tekstil Dukung Permendag Pengaturan Impor, Dukung Industri dan Ciptakan Lapangan Kerja

Industri tekstil mengklaim industri pertekstilan menyerap banyak tenaga kerja terutama yang berpendidikan rendah sehingga patut dipertahankan.

Baca Selengkapnya