Rupiah Jeblok, Menteri Jonan Pastikan Harga BBM Tak Naik

Rabu, 5 September 2018 07:10 WIB

Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar berbincang saat memberikan keterangan terkait penataan regulasi jilid II di Kementerian ESDM, Jakarta, 12 Februari 2018. Kementerian ESDM kembali melakukan penataan regulasi jilid II sebanyak 51 peraturan sektor ESDM ditata menjadi 29 aturan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atai ESDM Ignasius Jonan memastikan tidak akan ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar dalam waktu dekat ini. "Pemerintah tidak rencanakan kenaikan harga dalam waktu dekat. Itu saja jawabannya," saat ditanyai wartawan soal peluang kenaikan harga BBM dalam diskusi di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa, 4 September 2018.

Baca: Penjelasan Sri Mulyani Soal Opsi Kenaikan Harga BBM

Isu kenaikan harga BBM itu muncul tak lepas dari tren pelemahan kurs rupiah belakangan ini. Kemarin kurs tengah Bank Indonesia menyebutkan rupiah di level Rp 14.840 per dolar AS, atau melemah dibandingkan pertengahan Agustus lalu Rp 14.621 per dolar AS. Kekhawatiran kenaikan harga BBM muncul karena ketergantungan impor terhadap komoditas itu masih tinggi.

Terkait hal ini, keputusan untuk tidak mengubah harga BBM sebenarnya telah diumumkan langsung Presiden Joko Widodo alias Jokowi sejak pertengahan Juni 2017. Saat itu, Jokowi mengumumkan keputusan ini telah diambil berdasarkan sejumlah kalkulasi tertentu. Pemerintah pun beberapa kali menyampaikan keputusan untuk mempertahankan harga tersebut tidak ada hubungan dengan Pemilu Presiden 2019.

Dengan keputusan ini, pemerintah sebenarnya juga menambah subsidi BBM demi mempertahankan harga. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019 misalnya, pemerintah memutuskan untuk menambah subsidi untuk BBM jenis solar menjadi Rp 2.000 per liter. Angka ini naik dari yang semula hanya Rp 500 per liter.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, Indonesia juga masih bergantung pada impor minyak mentah atau produk bensin jadi. Dari catatan Kementerian ESDM, impor minyak mentah dan produk bensin pada triwulan kedua 2018 masing-masing mencapai US$ 1,74 miliar dan US$ 3,82 miliar.

Keputusan pemerintah untuk menahan harga BBM ini pun tak ayal menuai kritik karena dianggap akan terus memperlemah rupiah. Hingga hari ini saja, kurs rupiah telah mencapai Rp 14.900 per dollar Amerika Serikat. Salah satunya ekonom UI, Chatib Basri yang menilai subsidi BBM selama ini hanya akan membuat pengguna pindah dari BBN nonsubsidi ke subidi yang akhirnya meningkatkan impor.

Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fachmi Radhi memiliki pandangan yang berbeda. Menurut dia, keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga premium dan solar bukan semata untuk tujuan politik, tetapi lebih untuk menaikkan daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi.

Baca: Pengamat: Seharusnya BBM Naik, Namun Pemerintah Masih Menahan

Fachmi mengatakan, kenaikan harga BBM yakni premium dan solar secara signifikan akan memicu kenaikan angka inflasi. Ini berpotensi menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok ikut naik. "Pada saat itu, rakyat miskinlah yang paling menderita akibat inflasi meningkat," ujarnya saat dihubungi Senin, 3 September 2018.

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

5 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya