Bank Indonesia: Pelemahan Rupiah Belum Berdampak ke Sektor Riil

Rabu, 5 September 2018 07:52 WIB

Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) seusai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. Kenaikan BI 7-Day Repo Rate ini sebagai langkah penguatan kerangka operasi moneter. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia tak henti melakukan upaya stabilisasi rupiah. Satu per satu langkah diupayakan agar pelemahan tak semakin dalam,begitu juga dampaknya tak semakin melebar. Berikut ini petikan wawancara Tempo dengan Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo melalui pesan singkat :

Baca: Rupiah Anjlok, Ketua OJK Pastikan Kondisi Perbankan Aman

Salah satu kekhawatiran terbesar terhadap pelemahan rupiah adalah dampaknya terhadap inflasi, apakah BI sudah mewaspadainya?

Depresiasi nilai tukar belum memberikan tekanan signifikan ke inflasi seiring confidence pelaku pasar terhadap upaya BI untuk tetap berada di pasar, menjaga stabilitas nilai tukar sesuai fundamental. Hal itu tercermin juga dalam rilis lembaga rating Fitch kemarin yang mengafirmasi Indonesia tetap berada dalam investment grade.

Apa langkah-langkah stabilisasi yang sudah diupayakan BI?

Advertising
Advertising

Kami terus melanjutkan langkah – langkah stabilisasi nilai tukar yang sebagaimana dilakukan selama ini melalui kombinasi intervensi ganda di pasar valas dan pasar obligasi, kenaikan suku bunga, dan gradual depresiasi rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya. BI juga membuka lelang forex swap bagi perbankan untuk membantu mengurangi tekanan kepada rupiah.

Mengapa defisit neraca transaksi berjalan (CAD) meningkat?

Peningkatan CAD di triwulan dua ini memang tidak terhindari, menimbang terkait dengan investasi infrastruktur pemerintah terus berjalan sesuai rencana, yang kemudian mendorong impor khususnya barang modal meningkat. Kemudian harga minyak dunia yang meningkat, ini memberikan konsekuensi meningkatnya nilai impor migas. Namun, juga harus dicatat bahwa ekspor non migas tetap tumbuh baik, meskipun masih kalah cepat dari pertumbuhan impor. Bagi BI defisit ini dipandang berkualitas atau good deficit, karena diperlukan untuk menjaga pertumbuhan.

Solusi untuk menekan CAD?

Sudah ada komitmen dari Presiden agar pemerintah bersama Bank Indonesia dapat menyelesaikan tugas yang ada selama ini untuk mendorong promosi ekspor dan juga mempercepat substitusi impor. Termasuk juga mendorong sektor pariwisata sebagai quick win effort penghasil devisa. Kami juga memproyeksikan CAD hingga akhir 2018 akan tetap terjaga dalam batas aman di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

4 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya