Rupiah Loyo, JK Imbau Masyarakat Tak Beli Ferrari dan Tas Hermes

Selasa, 4 September 2018 16:07 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla berbuka puasa bersama pengurus Dewan Masjid Indonesia (MDI) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, 25 Mei 2018. Foto: Biro Pers Wakil Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Terkait pelemahan kurs rupiah yang terjadi belakangan ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengimbau agar masyarakat ikut berhemat misalnya dengan tidak membeli barang-barang mewah yang diimpor dari luar negeri. Penghematan ini dinilai bisa jadi cara efektif untuk mendukung pemerintah yang tengah berupaya defisit neraca perdagangan agar kurs rupiah bisa kembali stabil.

Baca: Jokowi Kembali Panggil Menteri Ekonomi Bahas Pelemahan Rupiah

JK menyebutkan cara mengurangi defisit di antaranya bisa dilakukan dengan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor yang tidak perlu. "Tak usah Ferrari, Lamborghini masuk dalam negeri. Tak usah mobil-mobil besar yang mewah-mewah, tak usah parfum mahal atau tas Hermes," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 4 September 2018.

Di tengah perekonomian yang sedang sulit ini, menurut JK, masyarakat sebaiknya tidak perlu membeli barang-barang mewah apalagi yang harus diimpor. Seiring dengan itu, pemerintah juga terus mendorong agar nilai ekspor bisa surplus.

Setidaknya, kata JK, pada akhirnya selisih nilai ekspor dan impor bisa tidak jauh. "Nah contohnya bagaimana meningkatkan ekspor sumber daya alam, bagaimana pemakaian juga mengurangi impor kita, seperti yang dibicarakan dulu bagaimana biodiesel bagaimana lokal content produk kita makin besar," ujarnya.

Advertising
Advertising

JK menjelaskan, selama ini banyak barang dalam negeri yang diekspor, namun dananya disimpan di luar negeri, seperti Singapura dan Hong Kong. Sehingga, cara seperti itu lah yang justru kerap melemahkan nilai rupiah.

Pergerakan rupiah siang ini mulai menguat di kisaran Rp 14.770 pada pukul 11.40 WIB. Pada pembukaan perdagangan yang dilihat dari aplikasi RTI, rupiah dibuka di angka Rp 14.810 per dolar Amerika Serikat. Tercatat pergerakan rupiah siang ini sempat menyentuh nilai Rp 14.849 per dolar AS. Sedangkan nilai terkuat menyentuh Rp 14.760 per dolar AS.

Adapun defisit transaksi berjalan mencapai US$ 8 miliar pada kuartal II di 2018 atau sekitar 3 persen dibandingkan dengan PDB Indonesia yang mencapai Rp 3.684 triliun pada kuartal II di 2018. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, defisit transaksi berjalan Indonesia masih lebih kecil dibandingkan dengan Brasil, Turki dan Argentina.

Baca: Rupiah Menuju Rp 15.000, Ekonom Ingatkan Bahaya Ini ke Pengusaha

Menurut Darmin, pelemahan rupiah bersumber dari kelemahan dalam perekonomian selama ini ada pada transaksi berjalan. "Ini bukan penyakit baru. Dari 40 tahun yang lalu transaksi berjalan, kita itu defisit. Memang ini agak besar tapi tidak setinggi 2014, tidak setinggi tahun 1994-1995, tidak setinggi tahun 1984," ucapnya.

Berita terkait

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

9 jam lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

18 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

20 jam lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

21 jam lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

2 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya