BPS Kesulitan Kumpulkan Data Perdagangan E-Commerce
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 23 Agustus 2018 19:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS, Suhariyanto mengatakan lembaganya hingga saat ini masih kesulitan untuk mengumpulkan data mengenai perdagangan e-commerce atau platform belanja online. Menurut dia, hal ini karena kesadaran dari para pelaku atau platform mengenai pentingnya data tersebut masih minim.
Baca: Tiga Kritik Indef soal Data Kemiskinan BPS
"Bukannya ngga mau ngasih ya, mereka mungkin kesadaranya aja perlu ditingkatkan bahwa kami perlu data itu untuk menata ekonomi ke depan," kata Suharinyanto ditemui usai mengikuti kegiatan sosialisasi disagregasi data Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) bersama dengan Kementerian dan Lembaga, di di Hotel Sari Pan Pacific, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Agustus 2018.
Sebelumnya, BPS telah berencana mengumpulkan data sekunder mengenai perdagangan platform e-commerce pada Januari 2018 dan dipublikasikan satu bulan setelahnya. Data tersebut rencananya diambil dari 320 para pelaku bisnis e-commerce. Adapun, data yang bakal dihimpun seperti transaksi, omzet, investasi luar dan dalam negeri dan serta metode pembayaran.
Kemudian, data yang berhasil dikumpulkan bakal dikelompokan pada sembilan kategori. Kesembilanya antara lain, marketplace, transportasi, logistik, pembayaran, dan perusahaan investasi.
Suhariyanto mengakui lembaganya membutuhkan usaha yang lebih dalam mendapatkan data tersebut. Meskipun demikian, lembaganya telah berhasil mengumpulkan beberapa data awal dalam perdagangan e-commerce.
"Big picture kita sudah dapat dari pelaku utama, misal komoditas apa saja yang paling sering diperjualbelikan lewat online tapi besaranya kami belum bisa dapat," kata Suhariyanto.
Suharinyato juga mengatakan dirinya tak bisa menjanjikan waktu pengumpulan data e-commerce ini bisa rampung. Sebab pengumpulan data ini dilakukan dengan meminta data sekunder para pelaku bukan dilakukan langsung oleh BPS.
Untuk mengatasi hal ini, lanjut Suhariyanto, BPS bakal meminta bantuan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution. Sebab, kementerian yang dipimpin mantan Gubernur Bank Indonesia itulah yang saat ini menangani hal perdagangan e-commerce.