Utang Luar Negeri Indonesia Tumbuh Melambat

Selasa, 21 Agustus 2018 08:04 WIB

Utang Luar Negeri dalam Valas perusahaan yang memiliki sumber pendapatan dalam Rupiah akan menghadapi risiko nilai tukar.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman Zainal mengatakan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II 2018 tumbuh melambat. "Perlambatan pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari sektor pemerintah maupun swasta," kata Agusman dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Agustus 2018.

BACA: Utang Luar Negeri Capai Rp 4.997 T, Gubernur BI: Masih Aman

ULN Indonesia pada akhir triwulan II 2018 tercatat sebesar US$ 355,7 miliar. Angka tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 179,7 miliar dan utang swasta sebesar US$ 176,0 miliar.

Agusman mengatakan ULN Indonesia pada triwulan II 2018 tumbuh 5,5 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 8,9 persen (yoy).

Menurut Agusman utang luar negeri pemerintah tumbuh melambat sejalan dengan pengelolaan fiskal pemerintah yang resilient di tengah tekanan global dan strategi pembiayaan yang diupayakan untuk lebih mengoptimalkan sumber dari pasar domestik.

"Posisi utang luar negeri pemerintah pada akhir triwulan II 2018 turun dibandingkan akhir triwulan I 2018, karena adanya net pelunasan pinjaman dan SBN domestik yang dibeli kembali oleh investor domestik," kata Agusman.

Bank Indonesia menilai menguatnya dolar AS dan ketegangan perdagangan antara AS dan Cina turut mempengaruhi fluktuasi di pasar SBN domestik. Namun, kata Agusman, pengelolaan fiskal oleh pemerintah bisa meredam tekanan global tersebut.

Di samping itu, menurut Agusman, pemerintah menargetkan pemenuhan pembiayaan APBN lebih banyak bersumber dari pasar domestik. Dengan perkembangan tersebut, utang luar negeri pemerintah pada akhir triwulan II 2018 tumbuh 6,1 persen (yoy), melambat dibandingkan triwulan I 2018 sebesar 11,6 persen (yoy) menjadi sebesar US$ 176,5 miliar, yang terbagi dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) milik non-residen sebesar US$ 122,3 miliar dan pinjaman dari kreditur asing sebesar US$ 54,2 miliar.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya