BI Sarankan Proyek Infrastruktur yang Banyak Impor Ditunda

Minggu, 29 Juli 2018 13:00 WIB

Lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampet KM 41 menjelang arus mudik 2018. Seluruh pekerjaan infrastruktur di ruas tol Jakarta-Cikampek akan dihentikan sementara mulai H-10 hingga H+10 pada Jumat 1 Juni 2018. TEMPO/Wawan Priyanto.

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menilai rencana pemerintah menunda sejumlah proyek infrastruktur adalah langkah yang tepat untuk menahan akselerasi impor. "Bagus kalau lebih selektif melihat mana proyek yang punya kandungan impor besar bisa sedikit ditunda," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Ahad, 29 Juli 2018.

Baca: Tol Bocimi Segera Beroperasi, Dikelola Anak Usaha Jasa Marga

Mirza mengatakan neraca perdagangan Indonesia seringkali defisit. Sebab selama ini pertumbuhan impor Indonesia masih lebih besar ketimbang angka ekspor.

Apalagi belakangan Indonesia sedang mendorong pembangunan infrastruktur. Walau begitu, dia menilai infrastruktur itu memang penting untuk pembangunan ekonomi di masa depan.

"Penting untuk membangun infrastrukur seperti bandara, pelabuhan, jalan, bendungan, dan sebagainya. Memang dalam jangka pendek menyebabkan defisit neraca berjalan melebar," kata Mirza.

Untuk itu, Mirza mengatakan pemerintah mesti bisa melihat skala prioritas dari proyek infrastruktur tersebut. "Mana yang punya kadar import yang tinggi mungkin bisa sedikit ditunda dan mungkin nanti bisa dilanjutkan lagi."

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyoroti besarnya defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang kemungkinan menyentuh angka US$ 25 miliar pada 2018. Angka tersebut jauh lebih tinggi ketimbang tahun lalu sebesar US$ 17,5 miliar. "Terus terang ini berat, tekornya tambah gede," ujar Perry.

Sebenarnya tingkat ekspor Indonesia, kata Perry, sudah cukup baik. Tapi di sisi lain, kenaikan impor juga lebih besar. Sehingga defisit transaksi berjalan tahun ini bakal lebih besar.

Masalahnya, Perry menyebut adanya gonjang-ganjing global, perang dagang, sampai kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat beberapa kali menyebabkan devisa yang masuk dalam bentuk investasi portopolio menjadi sangat rendah.

Pada tahun lalu, pembiayaan dari kekurangan devisa di samping penyertaan modal asing yang cukup baik, yaitu US$ 17 miliar, arus modal asing dalam bentuk pembelian surat berharga dan saham itu cukup besar.

Sehingga pengendalian defisit transaksi berjalan menjadi pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan, di samping peningkatan produksi sektor pertanian, infrastruktur, mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan.



Berita terkait

Respon WWF ke-10 di Bali, Walhi Ingatkan Potensi Rusaknya Subak oleh Proyek Infrastruktur

8 jam lalu

Respon WWF ke-10 di Bali, Walhi Ingatkan Potensi Rusaknya Subak oleh Proyek Infrastruktur

Walhi Bali menilai banyak pembangunan infrastruktur yang mendegradasi bahkan menghilangkan subak atau sistem irigasi tradisional khas Bali

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

12 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

2 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

3 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

3 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

3 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

PLN Tambah 111 Unit SKPLU di Berbagai Ruas Tol, Dukung Kendaraan Listrik

4 hari lalu

PLN Tambah 111 Unit SKPLU di Berbagai Ruas Tol, Dukung Kendaraan Listrik

PLN menambah unit SKPLU untuk mendukung kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya

Bupati Marwan Targetkan Pembangunan Gedung Pusat Perkantoran Pemda Selesai Tahun Ini

6 hari lalu

Bupati Marwan Targetkan Pembangunan Gedung Pusat Perkantoran Pemda Selesai Tahun Ini

Pada pembangunan gedung ini banyak spesifikasi bahan bangunan yang tidak sesuai standar.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

6 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya