Tarik Devisa Wisata, Bank Indonesia Garap 4 Destinasi Selain Bali
Reporter
Bisnis.com
Editor
Anisa Luciana
Kamis, 26 Juli 2018 15:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah akan menarik devisa wisata sebesar US$ 20 miliar pada 2019, sebagai upaya menggenjot cadangan devisa untuk pembiayaan defisit transaksi berjalan yang melebar tahun ini.
Baca juga: Cadangan Devisa Turun USD 1,1 M, Bank Indonesia: Masih Tinggi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan devisa sekitar US$ 20 miliar dapat diperoleh dari kunjungan turis asing sebanyak 20 juta pada tahun depan. Artinya, asumsi ini dibuat berdasarkan pengeluaran satu orang turis asing dalam satu kunjungan ke Indonesia, yang rata-rata sebesar US$ 1.000.
"Yang sudah kita siapkan apa? Kami sudah rapat koordinasi dengan Menko Maritim, Menteri Pariwisata (Menpar), industri perhotelan, serta kementarian dan lembaga terkait lainnya. Semangatnya, empat destinasi selain Bali akan kami keroyokin," ujarnya, Kamis, 26 Juli 2018.
Empat destinasi tersebut masuk ke dalam program sepuluh Bali Baru, yaitu Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika dan Borobudur.
Baca juga: Berkat Bali Baru, Indonesia Masuk 10 Negara Teraman di Dunia
Perry menuturkan keputusan tersebut diambil tanpa menganggap bahwa enam destinasi unggulan lainnya tidak penting. Namun, keempat destinasi ini adalah prioritas jangka pendek.
Bank Indonesia dan pemerintah akan bekerja sama mengatasi masalah yang ada dalam mendorong perkembangan empat destinasi tersebut, seperti masalah perizinan, visa, bandara, ketersediaan penerbangan murah atau Low Cost Carriers (LCC), paket wisata, pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa, serta pariwisata religi.
"Kami akan koordinasikan, yang akan kami lakukan, langkah konkrit, termasuk juga komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), KBRI, juga perwakilan-perwakilan BI di luar negeri untuk bagaimana mempromosikan pariwisata," tutur Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.