Gejolak Kurs Rupiah Diprediksi Picu Inflasi 3,7 Persen 2019

Reporter

Antara

Kamis, 26 Juli 2018 06:03 WIB

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2018 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Februari 2018. TEMPO/Andita Rahma

TEMPO.CO, Jakarta - Gejolak kurs rupiah karena tekanan dolar AS yang akhirnya menaikkan harga barang bersumber dan berbahan baku impor ditengarai menjadi salah satu pendorong laju inflasi tahun 2019 yang diprediksi sebesar 3,7 persen (yoy), sedangkan tahun ini diperkirakan di 3,5 persen (yoy).

Baca juga: Inflasi Rendah, Gubernur BI Berterima Kasih pada Kepala Daerah

Dalam Sarasehan Nasional Rakornas TPID di Kantor Bank Indonesia, Rabu malam, terungkap bahwa Bank Indonesia memprediksi inflasi 2018 akan sebesar 3,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan 2019 sebesar 3,7 persen (yoy).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang menjadi pembicara dalam sarasehan, membenarkan ihwal prediksi laju inflasi di 2019 tersebut. Pemerintah, kata Bambang, masih merasa nyaman dengan prediksi inflasi dari BI.

"Memang ada kenaikan di 2019 salah satunya karena inflasi yang berasal dari pelemahan kurs," kata Bambang usai sarasehan. "Tapi saya pikir itu masih dalam rentang sasaran pemerintah ya."

Pemerintah dan BI, kata Bambang, menyepakati sasaran inflasi 2019 akan berada di tiga persen plus minus satu persen, atau lebih rendah dibanding 2018 yang sebesar 3,5 persen plus minus satu persen.

"Tahun depan, kalau itu 3,7 persen, salah satunya karena 'imported inflation'," ujar Bambang.

Pemerintah, lanjut Bambang, akan membuat program untuk mengantisipasi dampak kenaikan inflasi di 2019, terutama agar tidak menambah angka kemiskinan.

Dalam Sarasehan yang digelar tertutup itu, Dewan Gubernur BI dan para Kepala Daerah berdiskusi mengenai hambatan dalam pengendalian inflasi. Dalam sambutannya, Gubernur BI Perry Warjiyo meminta pemerintah daerah memanfaatkan ekonomi digital untuk mengendalikan inflasi.

"Bukan hanya memasarkan produk pangan secara daring, tapi juga bagaimana kita memanfaatkan teknologi ekonomi dan keuangan digital dalam meningkatkan produksi, ketersediaan pasokan, distribusi, atau juga mengangkat ekonomi kita, khususnya UMKM di berbagai daerah," kata Perry.

Bank Sentral mengincar agar inflasi di 2020 dapat menjadi tiga persen. Inflasi rendah, kata Perry, menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, selain mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

ANTARA

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

8 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

15 jam lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya