Pembatasan Impor Dinilai Negatif Bagi Produktifitas Perekonomian

Sabtu, 7 Juli 2018 15:22 WIB

Diskusi Solusi Ekonomi digelar INDEF di Veteran Resto, Jakarta, 30 Mei 2016. TEMPO/Lucky Ramadhan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara berujar pengendalian impor yang direncanakan pemerintah bisa berdampak negatif ke produktivitas ekonomi Indonesia. Apabila, pengendalian itu dilakukan untuk impor bahan baku Industri.

"Biaya produksi industri bisa naik signifikan apalagi impor dilakukan karena terpaksa tidak ada substitusi bahan baku lokal. Spill over effect nya sampai memicu inflasi karena harga jual produk naik," ujar Bhima kepada Tempo, Sabtu, 7 Juli 2018.

Baca: Sandiaga Uno: Stabilkan Harga, DKI Impor Bawang Putih dari Cina

Selasa lalu, Sri Mulyani mengatakan akan membatasi impor barang, guna menjaga stabilitas rupiah yang semakin melemah. "Secara selektif kami akan meneliti kebutuhan impor," kata dia di Komplek Parlemen, Jakarta.

Sri Mulyani menjelaskan akan menyeleksi konten-konten impor yang dibutuhkan. Dia memprioritaskan barang impor yang digunakan untuk pembangunan dan sangat dibutuhkan.

Advertising
Advertising

Kebijakan itu pun, menurut Bhima, bisa berpengaruh negatif ke investasi langsung. Sebab, 74 persen dari total impor adalah bahan baku penolong yang tibutuhkan manufaktur. Bahkan pengendalian impor yang tidak pada tempatnya bisa memukul kepercayaan investor dan memicu berlanjutnya capital outflow.

"Dibanding proteksi impor yang blunder ke industri, saya sarankan pemerintah fokus dulu mengendalikan impor bahan baku proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan BUMN," ujar Bhima.

Baca: Perang Dagang, AS Ancam Cabut Tarif Bea Masuk Produk Indonesia

Ekonom jebolan Universitas Bradford itu berujar ada Indikasi impor membengkak karena infrastruktur. Hal tersebut tercermin dari Impor mesin dan mekanik tumbuh 31,9 persen year on year selama Jan-Mei 2018. Begitu pula impor mesin dan peralatan listrik naik 28,16 persen year on year dan besi baja 39 persen year non year.

"Kalau mau mengurangi impor kewajiban tingkat komponen dalam negeri proyek infrastruktur disarankan menjadi 60-70 persen," ujar Bhima.

Oleh karena itu, komitmen BUMN menjadi penting agar defisit perdagangan mengecil sehingga permintaan valas turun. Ia yakin pengendalian impor BUMN bisa signifikan menguatkan rupiah.

Sementara, Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal pun meuturkan kebijakan pengendalian impor akan sulit diterapkan. Sebab, sebagian besar impor Indonesia adalah untuk barang modal dan bahan baku industri. Lagi pula, solusi itu dinilai tidak akan efektif untuk jangka panjang.

Fithra berpendapat solusi yang tersedia saat ini memang tidak banyak, antara lain adalah menaikkan suku bunga acuan maupun kebijakan kontraktif lainnya oleh Bank Indonesia. "Tetapi harus diperhitungkan kapan dikeluarkan dan berapa dosisnya."

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

20 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

2 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

2 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

3 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

3 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

5 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

5 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

5 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya