Kunjungi Hutan Bakau Bali, Presiden Bank Dunia Cek Masalah Sampah
Reporter
Bram Setiawan (Kontributor)
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 6 Juli 2018 19:10 WIB
TEMPO.CO, Denpasar - Kunjungan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim hari kedua di Bali membahas tentang permasalahan sampah. "Ini masalah yang sangat fundamental. Orang-orang mengatakan bahwa lingkungan penting untuk pariwisata, tapi lebih dari itu," katanya saat berkunjung ke kawasan Hutan Bakau Suwung Kauh, Denpasar, Jumat, 6 Juli 2018.
Kim menjelaskan permasalahan lingkungan, terutama sampah juga merupakan komponen dari ekonomi. Saat berbicara di hadapan awak media, Kim sempat memperlihatkan kantong bioplastik yang ramah lingkungan.
Baca: Bank Dunia Beri Pinjaman Indonesia US$ 400 Juta untuk Atasi Stunting
"Ini salah satu contohnya, (kantong) plastik terbuat dari bahan yang bisa terurai, singkong," ujarnya.
Saat berkunjung ke kawasan Hutan Bakau Suwung Kauh, Kim didampingi dengan beberapa menteri, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan, Sri Mulyani, Basuki Hadimuljono, dan Eko Putro Sandjojo. Jim Yong Kim dan para menteri mengamati hutan bakau yang dicemari banyak sampah.
"Penanganan sampah berkaitan kesehatan, kualitas sumber daya manusia. Perhatian serius, tidak hanya bicara infrastruktur, ekonomi," kata Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca: JK dan Presiden World Bank akan Tinjau Stunting di Lombok
Menurut pendiri Avani Eco, Kevin Kumala, ia sudah mengekspor produk bioplastik ke 20 negara, di antaranya Sri Lanka, Singapura, Malaysia, Madagaskar, Rwanda, dan Ghana. "Indonesia penyerapannya belum sebesar negara lain," katanya.
Adapun Avani Eco adalah perusahaan start-up berbasis sains yang memproduksi kantong bioplastik berbahan singkong. Kevin menjelaskan saat ini penggunaan bioplastik Avani Eco masih cenderung sedikit.
"Indonesia mungkin sekarang 30 persen," tuturnya.
Kunjungan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim ke Bali meninjau persiapan Annual Meeting IMF-World Bank. Annual Meeting IMF-World Bank direncanakan pada 9-14 Oktober 2018. Namun pertemuan resmi berlangsung pada 12-14 Oktober 2018. Adapun 189 negara akan membahas ekonomi dunia di Bali.