TEMPO Interaktif, Jakarta:Program konversi minyak tanah ke Liquified Petroleum Gas (LPG) terancam tak bisa dipercepat karena kurangnya pasokan tabung berukuran 3 kilogram.Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ari Sumarno mengatakan Pertamina telah berusaha mendapat pasokan tabung dari dalam negeri. "Kalau dalam negeri tidak bisa memenuhi semua berarti impor. Kalau impor tidak diizinkan berarti program konversi tidak akan bisa dipercepat," kata Ari di Gedung Pusat Pertamina, Jakarta, kemarin.Pemerintah telah memutuskan akan mempercepat program konversi. Semula program ini ditargetkan akan selesai pada 2012, namun dipercepat menjadi 2010. Kebijakan ini untuk meminimalisasi dampak lonjakan harga minyak dunia.Percepatan tersebut membuat jumlah tabung yang harus didistribusikan meningkat. Sebelumnya Pertamina sudah meminta izin mengimpor tabung gas berkapasitas 3 kilogram guna mengatasi kekurangan pasokan dalam negeri. Namun Ari mengaku belum tahu pemerintah mengizinkan perusahaan pelat merah ini untuk mengimpor tabung atau tidak.Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka, Departemen Perindustrian Ansari Bukhari yakin permintaan impor tabung oleh Pertamina bakal ditolak pemerintah. "Sepertinya Wakil Presiden Jusuf Kalla akan memberi kesempatan pada industri nasional," ujar Ansari di Jakarta kemarin.Dengan impor tabung, kata dia, manfaat ekonomi hanya diambil oleh segelintir pihak yang memfasilitasi proses impor. Bila diserahkan kepada industri nasional, bisa menyerap ribuan orang tenaga kerja.Nieke Indrietta I Yuliawati
Selain karena anggaran yang telat turun, proyek converter kit batal juga karena keterbatasan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang baru dibangun.