Utang Luar Negeri Capai Rp 4.997 T, Gubernur BI: Masih Aman

Sabtu, 23 Juni 2018 12:05 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) dan Gubernur BI Perry Warjiyo (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 31 Mei 2018. Rapat kerja tersebut membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal dalam RAPBN 2019. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan utang luar negeri atau ULN masih masuk dalam kategori aman. Aman, kata Perry, jika dilihat dari rasio terhadap produk domestik bruto atau PDB.

"Kalau kami lihat berbagai indikator masalah ULN, rasio terhadap PDB-nya itu masih cukup aman, baik yang pemerintah dan swasta masih aman," kata Perry saat ditemui usai silaturahmi Idul Fitri Otoritas Jasa Keuangan dan BI di komplek BI, Jakarta, Jumat, 22 Juni 2018.

Baca: BI Sebutkan Penyebab Utang Luar Negeri per April Tumbuh Melambat

Bank Indonesia mencatat ULN Indonesia pada akhir April 2018 tumbuh melambat. ULN Indonesia pada akhir April 2018 tercatat sebesar US$ 356,9 miliar. Jika mengikuti kurs rupiah terhadap dolar Amerika saat ini yang sebesar 14.000, ULN Indonesia mencapai Rp 4.996,6 triliun.

Jumlah ULN tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 183,8 dan utang swasta termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar US$ 173,1 miliar. Perry menilai, jumlah tersebut relatif atau tidak mutlak.

Baca: Rupiah Jeblok, Bagaimana Nasib Utang Luar Negeri?

"Jadi jangan diliat nominalnya, tapi ukurannya kan relatif. Ukuran US$ 1 sekarang berbeda dengan US$ 1 pada 10 tahub lalu, kan beda. harus dibandingkan US$ 1 sekarang dengan ukuran ekonomi kita," ujar Perry.

Lebih lanjut Perry mengatakan kemampuan bayar debt service ratio (DSR) juga masih aman. Menurut Perry ada ketentuan kehati-hatian, khususnya bagi utang luar negeri swasta non korporasi. Hal itu tercermin dari adanya kewajiban hedging.

"Data kami menunjukkan 90 persen dari swasta non bank itu melakukan hedging lindung nilai terhadap risiko nilai tukar. Mereka juga melakukan managemen risiko untuk likuiditasnya dan juga pemenuhan ratingnya," ujar Perry.

Dari indikator-indikaror itu Perry menegaskan bahwa utang luar negeri baik dari sisi level, kemampuan bayar, dan manajemen risiko, cukup aman.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

13 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

15 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

17 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

8 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

8 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

9 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

9 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

9 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya