Perang Dagang, Neraca Perdagangan Indonesia Terancam Defisit

Senin, 18 Juni 2018 20:30 WIB

Neraca Perdagangan Juli 2017 Defisit

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menyebut beberapa dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina belakangan ini. Yang paling terasa adalah adanya defisit neraca perdagangan tanah air.

"Kondisi ini bisa berakibat pada defisit neraca perdagangan terganggu hingga akhir semester kedua 2018," ujar Bhima kepada Tempo, Senin, 17 Juni 2018.

Simak: Peluang dan Ancaman Perang Dagang AS-Cina

Beberapa dampak yang sudah dirasakan Indonesia, kata dia, misalnya lesunya ekspor produk kelapa sawit. Padahal sawit adalah produk unggulan ekspor Indonesia. Pada awal kuartal pertama saja ekspor Sawit Indonesia turun hampir 17 persen ketimbang tahun sebelumnya.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa negara yang memilih kebijakan yang lebih proteksionis dan lebih melihat ke dalam negeri. Amerika Serikat, misalnya, kini telah menaikkan bea masuk produk bio-diesel. Kebijakan proteksionis juga diambil oleh Eropa, dengan beberapa retailer melarang penjualan minyak kelapa sawit.

Advertising
Advertising

Baca: Perang Dagang Amerika Cina, Indonesia Bisa Lirik Partner Lain

"Lalu India juga ikut-ikutan meningkatkan bea masuk anti dumpingnya untuk produk kelapa sawit gitu," ujar Bhima.

Produk lainnya yang terganggu akibat perang dagang adalah di sektor otomotif. Bahkan menurut Bhima, ekspor Indonesia ke beberapa negara, misalnya Vietnam, juga secara tidak langsung ikut terganggu. Berikutnya, ekspor besi baja dan alumunium ke AS juga bisa terganggu akibat perang dagang itu.

Baca: Kanada Balas Amerika Serikat dengan Tarif Impor Rp 178 T

Selain melesunya sektor ekspor, Bhima mengatakan perang dagang juga berdampak kepada meningkatnya impor Indonesia. Sebab, Indonesia dianggap sebagai pelampiasan ekspor dari negara yang terkena dampak perang dagang.

"Jadi siap siap kalau cina susah masuk ke AS, dia akan banting setir ekspor ke negara lainnya. Pasar Indonesia besar, tentu Indonesia akan terkena dampak," ujar Bhima.

Baca: Tindakan Balasan, Amerika Serikat Dihantam Tarif Baja Uni Eropa

Defisit terus meningkat sementara impor kita terus meningkat karena Indonesia dianggap sebagai pelampiasan ekspor dari negara yang terkena dampak perang dagang. Jadi siap siap kalau cina susah masuk ke AS, dia akan banting setir ekspor ke negara lainnya. Pasar Indonesia besar, tentu Indonesia akan terkena dampak.

Perang dagang antara AS dan Cina makin menghangat ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif impor 800 produk asal Cina dengan total nilai US$ 50 miliar terhitung mulai tanggal 6 Juli, termasuk produk otomotif, pada Jumat lalu.

Cina pun bersiap menanggapi dengan akan mengenakan tarif impor pada 659 produk asal AS, mulai dari kedelai dan mobil hingga makanan laut.

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

16 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

17 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

48 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

49 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

49 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

49 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

49 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

7 Maret 2024

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

6 Maret 2024

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya